Jokowi Lantik Mendikbudristek, Tugas Berat Menanti Nadiem

Jokowi Lantik Mendikbudristek, Tugas Berat Menanti Nadiem

Jakarta, nomorsatukaltim.com - Nadiem Makarim masih mempertahankan posisi sebagai pemimpin Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan melebur kementerian itu dengan Kementerian Riset dan Teknologi.

Nadiem menjabat sebagai mendikbudristek. Bukan hanya bertanggung jawab atas kebijakan dari pendidikan anak usia dini sampai pendidikan tinggi, dia juga bertanggung jawab atas riset di lingkungan pendidikan tinggi. Pakar pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Said Hamid Hasan menduga ada peran politik yang membuat Nadiem dipertahankan. Ia menekankan pendidikan dan riset Indonesia adalah persoalan besar. Nadiem tak banyak bergelut di kedua bidang itu. “Ketika beliau bertemu dengan Ibu Mega, saya sudah merasakan itu pasti beliau yang akan jadi. Eskalasi politiknya kelihatan ke sana. Tapi apakah beliau akan sanggup handle riset? Itu kan persoalan besar,” tuturnya, Rabu (28/4). Hamid mengungkap banyak kendala yang didapati riset di ranah pendidikan tinggi yang perlu dibenahi Nadiem jika bersungguh-sungguh ingin bertanggung jawab pada nomenklatur baru di kementeriannya. Dua persoalan utama yang ditekankan Hamid adalah soal anggaran dan waktu. Ia mengatakan, anggaran riset di pendidikan tinggi selama ini masih terbatas dan sering kali telat cair. Alhasil, riset yang seharusnya diselesaikan dalam waktu 9-10 bulan harus dipangkas jadi 2-3 bulan saja karena keterbatasan anggaran. Menurutnya, ini tentu berdampak pada kualitas riset. Sementara anggarannya terbatas, sumber daya manusia yang dikerahkan untuk melakukan riset juga tidak diberi dorongan maksimal. Misalnya ketika dosen dituntut melakukan riset, mereka tidak dibebaskan dari tugasnya mengajar. “Ini kebijakannya yang seharusnya ada. Misalnya pada semester ini ia tidak mengajar, hanya riset. Sehingga perhatiannya penuh pada riset,” lanjut dia. Ia menegaskan, perkara riset tidak bisa disepelekan karena merupakan bagian besar dari inovasi di pendidikan tinggi. Dan dengan besarnya tanggung jawab Nadiem dalam persoalan pendidikan yang juga belum terkendali, ia khawatir kemampuan Nadiem tak akan mumpuni. Sementara praktisi dan pengamat pendidikan Asep Sapa'at menilai Nadiem merupakan individu dengan kemampuan dan prestasi yang luar biasa. Namun ia ragu pendiri Gojek itu orang yang tepat memimpin Kemendikbudristek “Mas Nadiem ini orang yang hebat. Tapi tidak di posisi yang tepat. Kita paham beliau dulu salah satu pemilik Gojek. Kalau bicara unicorn, decacorn, ya beliau ahlinya. Tapi untuk mengelola pendidikan, saya bilang tidak semudah membalikkan telapak tangan,” kata dia. Argumentasi itu bisa dibuktikan dari sejumlah kebijakan yang sudah dilakukan Nadiem ketika mengelola pendidikan Indonesia. Salah satu yang paling disorotinya soal kebijakan pemberian kuota internet untuk pembelajaran jarak jauh. Meskipun kebijakan itu digadang-gadang menerima banyak pujian, Asep berpendapat, kebijakan itu tidak tepat jika dianggap sebagai solusi kendala belajar di tengah pandemi. Ia mengatakan, sepanjang pandemi, tidak ada inovasi ataupun sistem yang dibangun Nadiem dengan tujuan membekali kemampuan guru dan orang tua dalam menanggulangi pendidikan jarak jauh. “Cara beliau menangani (pendidikan), manajemen keputusannya saya lihat manajemen logistik. Jadi butuh berapa? Benar-benar distribusi barang. Padahal dalam konteks pendidikan itu bicara penataan kelola manusia,” tuturnya. Kinerja Nadiem belum bisa dibilang cemerlang di mata guru. Pada akhir 2020, Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) memberi rapor merah terhadap kinerja satu tahun Nadiem di Kemendikbud. “Nilai di bawah (KKM) 75. Ini bisa dikatakan tidak tuntas atau kurang. Rata-rata nilai (mendikbud) 68 kurang. Dalam kebiasan pendidikan, kalau ini nilainya merah menurut kami,” ungkap Sekretaris Jenderal FSGI Mansur. Perhitungan nilai itu diambil dari delapan kebijakan yang dibuat Nadiem dalam setahun pertamanya menjabat sebagai mendikbud. Beberapa kebijakan yang dinilai kurang memuaskan misalnya soal pembelajaran jarak jauh. Nadiem diberi nilai 55 karena dinilai tidak dapat memperbaiki sistem belajar jarak jauh selama pandemi. Kemudian Nadiem diberi nilai 60 karena polemik merek dagang Merdeka Belajar yang sempat membuat gaduh tahun lalu. Diketahui, Merdeka Belajar merupakan slogan yang kerap digunakan Nadiem untuk kebijakannya. Namun belakangan, ternyata Merdeka Belajar merupakan merek dagang yang dimiliki Sekolah Cikal. Sekolah besutan Najeela Shihab itu pun memiliki konsep pendidikan yang serupa dengan konsep yang diusung Nadiem. Kemudian guru memberi Nadiem nilai 50 karena dinilai gagal menjalankan Program Organisasi Penggerak. Program tersebut menuai banyak kontroversi di tahun lalu hingga menyebabkan sejumlah organisasi pendidikan besar mundur dari program itu. * Sementara itu, Nadiem berterima kasih kepada Presiden Joko Widodo usai dilantik menjadi mendikbudristek dalam reshuffle kabinet kedua Kabinet Indonesia Maju. Nadiem mengatakan, jabatan baru ini begitu dekat dengan latar belakang keahliannya. Seperti diketahui, ia merintis perusahaan transportasi daring Gojek sebelum masuk ke pemerintahan. “Riset dan teknologi merupakan suatu hal yang sangat dekat di hati saya. Satu hal yang telah saya tekuni sebelum saya melakukan tugas di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,” kata Nadiem disiarkan kanal Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (28/4). Dia mengaku punya harapan besar dalam jabatan baru tersebut. Ia ingin bisa mendorong pengembangan riset-riset di berbagai perguruan tinggi Indonesia. Dia berharap Kemendikburistek mampu mewujudkan visi Merdeka Belajar yang diusung Jokowi. Nadiem berharap anak-anak Indonesia bisa menguasai kemampuan masa kini atau 21st century skill lewat berbagai program lembaganya. Nadiem menilai peleburan Kemendikbud dengan Kemenristek akan berdampak positif bagi perguruan tinggi. Menurutnya, sekarang urusan pendidikan dan penelitian dianungi oleh satu lembaga negara. “Ini suatu hal juga yang jadi kabar gembira bagi para universitas karena dari riset dan juga transformasi pendidikan ada di dalam kementerian. Sehingga satu pintu dan rektor makin mudah bisa koordinasi dengan pemerintah pusat,” tuturnya. Ia berjanji akan membayar kepercayaan Jokowi kepadanya. Dia menyatakan akan bekerja keras di jabatan barunya sebagai mendikbudristek. “Ini suatu tantangan baru dan amanah ini pasti kami laksanakan dengan sebaik-baiknya dan hati nurani yang tulus,” ujar Nadiem. Sebelumnya, Presiden Jokowi menggelar reshuffle kabinet kedua Kabinet Indonesia Maju. Dalam reshuffle kali ini, Jokowi melantik tiga pejabat setingkat menteri. Jokowi mendapuk Nadiem sebagai mendikbudristek. Lalu ada Bahlil Lahadalia di posisi menteri investasi. Terakhir, ada Laksana Tri Handoko sebagai kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). (cnn/qn) Sumber: Wangi Politik dan Tugas Maha Berat Nadiem di Mendikbud Ristek

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: