Efek Relaksasi PPnBM, Penjualan Mobil Toyota Meroket

Efek Relaksasi PPnBM, Penjualan Mobil Toyota Meroket

Balikpapan, nomorsatukaltim.com – Relaksasi PPnBM benar-benar menggairahkan industri otomotif. Apalagi, selama satu tahun pandemi, pasar otomotif berjalan stagnan. Yakni berada di angka 40 persen.

Senior Sales Executive Auto 2000 Jenderal Sudirman, Balikpapan Wiwin Deru mengatakan, kebijakan itu berdampak pada peningkatan penjualan hingga tiga kali lipat. “Peningkatan penjualan sangat drastis. Dari 40 persen bisa sampai dua atau tiga kali lipatnya, antara 100 persen hingga 120 persen. Kami sangat terbantu dengan itu,” terangnya saat diwawancara Disway Kaltim, Kamis (22/4) kemarin. Jumlah itu, dikatakannya, bisa lebih jika suplai berjalan lancar. Keberadaan pandemi COVID-19 memaksa produsen otomotif untuk menghentikan produksinya. Hal ini mengingat permintaan masyarakat menurun tajam seiring daya beli yang melemah. “Kalau suplainya lancar, kita bicara by month, bisa lebih dari itu. Namun, karena keterbatasan suplai, jadi kami tidak bisa membuka transaksi. Ada stok yang tidak bisa kami buka pada bulan tersebut, karena menunggu unit. Kadang unit ada, warnanya enggak cocok, jadi harus di-hold dulu,” urainya. Pada relaksasi segmen kendaraan kurang dari 1.500 CC, Toyota diwakili enam varian kendaraan yang memperoleh PPnBM. Yakni Rush, Veloz, Avanza, Yaris, Vios, dan Sienta. Dari enam merek mobil Toyota itu, Rush menduduki penjualan terbanyak. Dikatakan Deru, Toyota Rush memiliki segudang keunggulan. Mulai dari tampilannya yang sporty hingga daya tampungnya yang yang cukup banyak. “Paling bagus penerimaannya oleh masyarakat adalah Toyota Rush. Toyota Rush ini salah satu varian Toyota SUV, modelnya yang sporty, dan berbagai aspek lainnya sangat menarik,” ungkapnya. Toyota Rush dibanderol mulai dari Rp 270 jutaan hingga Rp 300 jutaan. Dengan adanya relaksasi PPnBM, masyarakat bisa berhemat antara Rp 15 juta hingga Rp 20 juta. “(Harga setelah adanya relaksasi PPnBM) tergantung dari nilai kendaraannya, ya. Untuk Toyota Rush sendiri dalam sebulan terjual 30 unit hingga 40 unit,” ujarnya. Sebulan berjalan, rupanya tidak hanya memberikan relaksasi PPnBM kendaraan bermotor berkapasitas kurang dari 1.500 CC. Pemerintah per 1 April 2021 juga memberikan relaksasi bagi PPnBM bagi kendaraan berkapasitas mesin 1.501-2.500 CC. Hal ini tertuang dalam Peraturan Menteri keuangan Nomor 31/PMK.010/2021.“Perluasan itu ada catatannya. Yakni, unit tersebut harus mengadopsi atau memakai local content,” jelasnya. Berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 839 Tahun 2021, untuk mendapatkan diskon PPnBM harus memenuhi persyaratan pembelian lokal. Persyaratan ini meliputi pemenuhan jumlah penggunaan komponen untuk kendaraan bermotor yang berasal dari hasil produksi dalam negeri, paling sedikit 60 persen. “Toyota yang masuk kategori itu adalah Innova, baik bensin dengan kapasitas 2.000 CC maupun diesel 2.400 CC. Fortuner diesel setelah diaudit local content-nya melewati, sehingga juga masuk relaksasi,” terangnya. Untuk diketahui, terdapat dua skema diskon PPnBM yang diberikan. Skema pertama untuk kendaraan 4x2 adalah diskon PPnBM sebesar 50 persen untuk tahap I yang berlaku April-Agustus 2021. Kemudian tahap II pada September-Desember 2021 didiskon sebesar 25 persen. Skema kedua untuk kendaraan 4x4. Pada tahap I yang berlaku April-Agustus 2021 adalah diskon sebesar 25 persen. Sedangkan pada tahap II yang berlaku pada September-Desember 2021 ada potongan sebesar 12,5 persen. “Mengapa tidak 100 persen? Karena marketnya untuk kalangan tertentu,” katanya. Untuk animo terhadap kebijakan perluasan itu, dikatakannya, cukup besar. Utamanya perusahaan-perusahaan besar di Kota Balikpapan, khususnya yang ikut terlibat dalam beberapa proyek strategis. “Persentasenya hampir sama, namun marketnya ‘kan enggak sebesar 1.500 CC ke bawah. Hampir 100 persen lah. Katakanlah beberapa bulan lalu itu 10 unit dalam satu bulan, ini bisa 20 unit. Ada peningkatan dari segi volume,” jelasnya. Ketika ditanya apakah momen Lebaran akan menjadi puncak penjualan, Deru mengatakan jika berkaca dari pengalaman-pengalaman sebelumnya, biasanya memang ada peningkatan permintaan. Namun, karena kini kondisinya masih pandemi, tentu penjualan tidak bisa berjalan normal. “Tapi ada peningkatan juga. Tambahan permintaan market mendekati Idulfitri, pasti ada. Kalau dari yang kemarin (saat pemberlakuan PPnBM), peningkatannya sekitar 10 persen hingga 15 persen,” pungkasnya. (put/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: