Empat Negara Lirik Potensi Investasi di Kaltim

Empat Negara Lirik Potensi Investasi di Kaltim

Ketua Kadin Balikpapan, Yaser Arafat. (dok) 

Balikpapan, DiswayKaltim.com - Investor luar semakin tertarik berinvestasi di Kaltim. Terlebih, setelah penetapan ibu kota negara (IKN) baru di Bumi Mulawarman.

Balikpapan sebagai gerbang Kaltim dengan dukungan bandara dan pelabuhan internasional. Juga semakin seksi bagi negara luar. Tercatat, sejak lima bulan lalu, sudah ada empat negara datang. Polandia, Kanada, Amerika Serikat dan Jerman.

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Balikpapan Yaser Arafat mengatakan, kedatangan perwakilan negara-negara itu untuk menggali informasi. Terkait potensi bisnis untuk dikembangkan. Informasi ini menjadi bahan studi delegasi negara tersebut. Memetakan potensi foreign direct investment (FDI/investasi langsung dari luar negeri).

Menurut Yaser, secara peluang bisnis. Balikpapan akan lebih bergeliat di awal pembangunan dan pemindahan IKN. Penyiapan 40 ribu hektare dari total 180 ribu hektare lahan adalah peluang. Fasilitas umum dan sosial akan banyak dibangun.

Memasuki fase pembangunan. Fasilitas penunjang seperti bidang properti harus diselesaikan. Akan banyak pekerja datang membutuhkan itu. "Ini peluang-peluang yang harus dikolaborasikan. Nah, tugas Kadin memberikan informasi itu," sebutnya, Jumat (4/10/2019).

Sebagai rekanan pemerintah. Kadin menyadari perlu membangun komunikasi kerja sama antara pengusaha lokal dan luar. Ini tak terlepas dari upaya peningkatan pendapatan asli daerah. Tentu saja jika pengusaha lokal banyak terlibat.

Kata Yaser, semua sektor akan tersentuh pembangunan IKN. Migrasi 900 ribu aparatur sipil negara akan menggeliatkan perekonomian. Berdampak langsung pada sektor pendidikan, kesehatan, serta properti dan lainnya.

"Secara ekonomi, jika populasi bertambah, kebutuhan akan bertambah pula. Ekonomi akan tumbuh," ujarnya.

Sebagai kota visioner, lanjut Yaser. Pengusaha Balikpapan siap menyambut IKN. Kadin selaku induk pelaku usaha disebutnya sudah meminta pemerintah melibatkan pengusaha lokal dalam mega proyek yang ada.

"Kami yang bangun, kami yang jaga, pasti kami juga yang bela. Sesuai motto Balikpapan. Kalau bukan lokal yang membangun, sementara secara kompetensi bisa, percuma saja. PAD kami yang nyumbang," imbuhnya.

Momen ini dinilai Yaser tepat mensukseskan program pemerintah mengurangi pengangguran. "Kalau memang bermanfaat bagi masyarakat, baik pekerja dan pengusaha lokal, otomatis akan berdampak pada PAD. Dan uang berputar di sini semua, rapidly (lebih cepat)," pungkasnya.

Terpisah, Pengurus Kadin Kaltim Sevana Podung melihat banyak peluang bagi pengusaha dalam pembangunan IKN.

Pemerintah pusat menggunakan sekira Rp 80 triliun dari APBN. Sisanya dikerjakan lewat kolaborasi antara pemerintah dan investor. Skema terakhir, kata Podung, memberikan akses bagi pengusaha untuk bekerja sama.

Peluang tersebut mesti dimanfaatkan dengan baik oleh seluruh pengusaha di Kaltim. Bagi perusahaan yang bergerak di bidang kontruksi, dapat menawarkan jasanya. Begitu pula bidang-bidang usaha yang berhubungan dengan pembangunan IKN.

Kata Podung, apabila perusahaan daerah tidak mampu bekerja secara mandiri. Memanfaatkan peluang tersebut. Sebaiknya bekerja sama dengan perusahaan yang sudah lama eksis.

“Kembali kepada masing-masing pengusaha. Mau memanfaatkan enggak peluang ini. Atau mau tidur. Kita juga berikan informasi. Mampu enggak menangkap itu,” ungkap Podung kepada diswaykaltim.com, Jumat (4/10/2019) sore.

Tidak hanya dalam pembangunan IKN. Pembangunan yang bersumber dari APBN pun kerap dimanfaatkan pengusaha-pengusaha di bawah naungan Kadin Kaltim. Bisa dilakukan lewat kolaborasi dan mitra. Jika mampu, bisa juga dengan skema mandiri.

Misalnya di bidang konstruksi. Tak sedikit pengusaha Kaltim yang telah mengerjakan beragam proyek pemerintah. Hanya saja, tetap sesuai kapasitas sumber daya manusia, finansial, dan peralatan.

Meski begitu, dalam pembangunan IKN, kata Podung, kompetisi harus tetap dibuka seluas-luasnya. Tidak boleh ada posisi spesial bagi perusahaan tertentu. Meski itu berasal dari Kaltim. Kompetisi dan kerja sama mesti dikedepankan.

“Ada pekerjaan-pekerjaan yang bisa kita kolaborasi. Pekerjaan besar itu tidak semua bisa dikerjakan perusahaan besar. Ada pekerjaan yang dibuat sub. Contohnya jalan tol. Ada beberapa kawan-kawan Kaltim yang bekerja di situ,” bebernya. (qn/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: