Tiang Bergeser, Keamanan Dipertaruhkan, Jembatan Dondang Butuh Pelindung

Tiang Bergeser, Keamanan Dipertaruhkan, Jembatan Dondang Butuh Pelindung

 Kukar, nomorsatukaltim.com – Anggota DPRD Kukar Akhmad Jaiz mengomentari ditabraknya Jembatan Dondang di Muara Jawa. Katanya, pengawasan dinilai lemah sehingga perlu diperkuat.

Ia menganggap memang perlu adanya upaya pencegahan sebelumnya. Salah satunya dengan membangun beton pelindung tiang pancang jembatan. Sehingga apabila memang ada kejadian serupa terjadi kembali, bisa menghindari bertabrakan dengan tiang jembatan. Karena kejadian tertabraknya tiang jembatan Selasa (2/3/2021) malam lalu, posisinya sedikit bergeser. Politisi Partai Golkar ini mengatakan sebenarnya pemprov harus mengalokasikan anggaran. Untuk pembangunan beton pelindung. Agar masyarakat pengguna jalan pun merasa nyaman. Terlebih jembatan ini merupakan salah satu akses penting. Yang turut menghubungkan Samarinda dan Balikpapan. "Sejauh ini enggak ada (beton) penghalangnya. Kalau ada penghalangnya, otomatis enggak mungkin kena pondasi tiang," ujar Jaiz, Kamis (4/3/2021). Terkait pemilik tongkang batubara sudah sepatutnya ikut bertanggungjawab. Karena dianggap lalai. Sanksi patut diberikan. Misalnya kompensasi perbaikan jembatan. Seperti yang dilakukan pada pertengahan November 2020 lalu. Pemilik tongkang melakukan perbaikan Jembatan Dondang. "Terpenting jangan sampai terganggunya masyarakat yang menggunakan arus jembatan itu," tutup Jaiz. Selain tiang pancang yang sedikit miring ke arah sungai. Badan jalan pun terlihat mengalami keretakan. Lebih besar dan parah. Hingga saat ini belum jelas penyebab tongkang batubara bisa larut dan menabrak jembatan. Karena pada saat kejadian, kondisi cuaca hujan deras dan arus air sangat deras. Diketahui, Jembatan Dondang ditabrak tongkang batubara Selasa (2/3/2021) lalu sekitar pukul 23.30 Wita. Jembatan diketahui ditabrak dari arah Handil. Kondisi itu membuat struktur jembatan menjadi rawan. Tiang bentang tengah miring beberapa derajat. Ini termasuk parah. Sebab, pertengahan November 2020 lalu, jembatan juga ditabrak. Malam hari juga. Menyebabkan keretakan dan pergeseran di tiang pancangnya. Berdasarkan data yang diimpun, jarak antara jembatan dengan posisi tambatnya tongkang sejauh 1,5 kilometer. Dengan keadaan posisi kapal tugboat terpisah sejauh 500 meter dari tongkang. Saat dihubungi, Camat Muara Jawa Safruddin menjelaskan kondisi jembatan makin memprihatinkan. Lebih parah dibanding kejadian tahun lalu. "Mungkin yang untuk kondisi saat ini lebih parah," ucapya Safruddin, Rabu (3/3/2021). Saat ini pihaknya bakal menunggu informasi dari instansi terkait. Yakni Dinas Pekerjaan Umum (DPU) dan Dinas Perhubungan (Dishub) Kaltim. Mengingat status Jembatan Dondang merupakan jalan provinsi. Hingga saat ini, Safruddin memastikan masih memberlakukan pembatasan lalu lalang kendaraan. Utamanya mobil alat berat. Hanya dibatasi hingga 8 sampai 10 ton. Selebihnya harus melewati akses jalan lainnya. Diketahui, larutnya tongkang yang terjadi menjelang dinihari tersebut, belum diketahui secara pasti penyebabnya oleh si pemilik. Namun memang pada saat kejadian, kondisi cuaca sedang hujan lebat. Dan arus Mahakam saat itu sedang deras-derasnya. (mrf/boy)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: