Dorong UMKM Berdaya Saing, Pemkot Pantau dari Hulu sampai Hilir

Dorong UMKM Berdaya Saing, Pemkot Pantau dari Hulu sampai Hilir

Salah satu penganan oleh-oleh khas Balikpapan. Era digital saat ini pelaku UMKM diharapkan mampu mendorong pemasaran dan penjualan lebih baik. (Hafizh/Disway Kaltim) Balikpapan, DiswayKaltim.com - Pemerintah Kota Balikpapan terus mendorong pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) punya daya saing. Beberapa upaya dilakukan Dinas Koperasi, UMKM dan Industri Balikpapan. Dalam memperbaiki kualitas produksi, memberikan pelatihan, hingga memberikan strategi pemasaran. Salah satunya dengan mengenalkan UMKM menggunakan internet. Sebagai cara memperluas jangkauan pemasaran hingga ke pasar internasional.  UMKM dapat memperluas jaringan pemasaran melalui marketplace yang saat ini menjamur di Indonesia. “Bantuan kepada UMKM disediakan pemerintah dari hulu sampai hilir. Mulai pelatihan, pembinaan, pemantauan, pengawasan kualitas produk, sampai mempromosikan produk UMKM pada saat event kami,” kata Kepala Dinas Koperasi UMKM dan Perindustrian Balikpapan, Doortje Marpaung saat dijumpai, Senin (1/10/2019). Tak hanya itu. Pemerintah juga membantu membuat sertifikat halal MUI, hak cipta, SNI dan lainnya. Usaha tersebut tak lain untuk memudahkan mereka menembus pasar global. Karena jika ingin menembus ke pasar global. Syaratnya bukan hanya produknya yang berkualitas. Namun juga telah memiliki perizinan-perizinan tersebut. UMKM yang dibantu pemerintah sangat beragam. Mulai dari kerajinan, fashion, kuliner hingga hasil pertanian. Dari beragam UMKM, pelaku usaha kuliner mendominasi jumlah pelaku UMKM dengan total 4.575 usaha. “Perbaikan kualitas UMKM ini penting sebagai salah satu upaya kita mempersiapkan diri mengantisipasi ibu kota negara di Kalimantan Timur,” imbuh Doortje. Salah satu pengusaha kuliner, Subroto mengaku baru memanfaatkan media sosial untuk memasarkan restoran miliknya. Selain tidak memerlukan biaya, juga pengelolaan yang mudah dan banyak masyarakat yang menjadi pengguna. “Sejauh ini saya baru pakai Instagram karena fitur-fiturnya cocok dan gampang dioperasikan. Penggunanya juga banyak,” kata pemilik “Restoran Ayam Pedas” itu. Dia mengakui, mempromosikan usaha menjadi salah satu faktor penting dalam menggaet pembeli. Apalagi, saat ini banyak berdiri usaha serupa di Balikpapan. Namun Subroto tak khawatir dengan semakin menjamurnya usaha rumah makan. “Apalagi sejak isu ibu kota negara, (jumlah) pengunjung saya semakin ramai,” katanya. Dalam beberapa bulan terakhir, ia mampu menjual 50 ekor ayam kampung dari sebelumnya hanya 30-35 ekor per hari. (fey/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: