Rumah Kecantikan Yakin Bertahan, Manjakan Pelanggan dengan Diskon

Rumah Kecantikan Yakin Bertahan, Manjakan Pelanggan dengan Diskon

Balikpapan, nomorsatukaltim.com – Kebutuhan perawatan tubuh salah satu yang tak bisa berhenti. Meski di awal pandemi menghantam, pelaku bisnis rumah kecantikan cukup merasakan tekanan. Bahkan harus menutup operasional yang memang menuntut kontak fisik. Kini, kondisi berangsur pulih meski belum sepenuhnya normal.

Kondisi itu tentunya membuat para pelaku sektor ini memutar otak. Mencari cara agar bisnisnya tetap berjalan. Lantas apa yang dilakukan para pelaku bisnis kecantikan ini? Nest Family Reflexology & Spa punya cara sendiri untuk bangkit dan bertahan di tengah pandemi. Salah satu strateginya adalah menerapkan standar operasional. Yaitu melakukan pengecekan suhu dan menggunakan alat pelindung diri selama melayani pelanggan. "SOP ini merupakan wajib bagi tenaga terapis maupun karyawan lainnya yang ada di Nest. Selain itu, menunjang kebersihan tempat Spa kami," jelas Owner Nest Family Reflexology & Spa Balikpapan, Novi Sie saat dijumpai Selasa (23/2/2021). Awal pandemi, bisnis Reflexology & Spa yang dijalani sangat terpukul. Pelanggan yang datang turun lebih dari 50 persen. Bahkan harus tutup sementara di awal pandemi sekitar Maret sampai Mei. "Kami itu baru buka pada bulan Juni. Saat buka pertama menjadi tantangan karena harus melayani sesuai protokol kesehatan," katanya. Strategi lainnya adalah memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan yang datang. Yaitu keramahan dan kebersihan tempat Spa. Langkah ini menjadi hal yang penting. Untuk membangkitkan kepercayaan pelanggan baru yang datang. Novi menyebut strategi lainnya adalah memberikan potongan harga atau diskon. Khususnya bagi pelanggan dengan perawatan lebih dari 90 menit. "Atau memberikan diskon di tanggal pelanggan berulang tahun. Selain itu promosi juga dilakukan melalui media sosial dan online lainnya yang mendorong customer datang," sebutnya. Karena jumlah pengunjung turun. Pihaknya juga terpaksa mengurangi jam kerja karyawan. Seperti satu hari masuk, kemudian dua hari libur. "Kondisi ini sampai normal atau melihat jumlah kunjungan. Saat di pandemi pengunjung yang datang berkisar 5-10 orang. Di masa normal bisa 15-20 orang," tandasnya. Meski kondisi belum membaik, Novi optimistis industri kecantikan, dalam hal ini perawatan tubuh akan tetap bertahan dan tumbuh."Kita masih optimis. Spa di mata berbagai kalangan itu sebagai kebutuhan. Badan terasa capai sehingga membutuhkan refleksi. Pasti akan dibutuhkan," imbuhnya. Hal yang sama juga dikatakan Hanny, pemilik usaha Hanny Salon & Spa. Menurutnya, bisnis kecantikan dan Spa tidak akan pernah mati. Karena banyak orang membutuhkan perawatan dan kecantikan. Hanny mengatakan, untuk bertahan berbagai strategi dilakukan. Salah satunya membuka cabang. Terbukti pada masa pandemi, mampu membuka tiga cabang yang berlokasi di Balikpapan dan Batu Kajang. "Langkah ini agar kami tetap survive dan mempertahankan karyawan yang ada. Selain itu tetap menjaga protokol kesehatan," tukasnya. Di masa normal pengunjung yang datang jauh lebih banyak dari pengunjung saat pandemi. Bahkan yang datang tak hanya memanfaatkan satu layanan. Seperti potong rambut, smooting dan lainnya. Kemudian Spa yang dibarengi dengan perawatan lulur. Pandemi memberikan pukulan telak. Pendapatan tentu turun dari hari normal. "Tetapi sampai kini selama masa pandemi, kami tidak melakukan pemutusan kerja. Dan karyawan memilih untuk bertahan," ujarnya. Walaupun saat awal pandemi sempat tutup. Saat ini pengunjung berangsur naik. Walaupun belum menyentuh angka normal kunjungan. "Perlahan pengunjung datang, baik itu lama ataupun baru. Mereka pastinya perlu perawatan walaupun pandemi," ucap Hanny. Dia pun berharap pandemi segera berlalu. Agar bisnis yang dijalankan pelaku usaha kembali normal. "Untuk bertahan kami juga memberikan berbagai diskon. Setiap bulan dengan layanan yang berbeda. Misal bulan ini diskon potong rambut, kemudian bulan depan apa," tutupnya. (fey/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: