Untung Rugi Medsos untuk Usaha

Untung Rugi Medsos untuk Usaha

Pemanfaatan media sosial untuk dunia usaha semakin berkembang. Jika pada awalnya, hanya dilakukan oleh pelaku usaha rumahan, brand besar juga merambah medsos. Ini karena medos mampu menjangkau berbagai kalangan. Sekaligus berbiaya murah. Meski demikian, bukan berarti memasarkan usaha di medsos tidak berisiko.

nomorsatukaltim.com - Pengalaman Rizky Maghfira Ardiyani, bisa menjadi pelajaran, bagaimana menghindari risiko memasarkan usaha melalui medsos. Juragan Dapur Kiki itu mengatakan, berjualan melalui  media sosial rentan kejahatan siber. Seperti pencurian konten, penipuan, dan sebagainya. Banyak kasus calon pembeli tertipu penjual palsu. Atau penjual yang tertipu pembelian palsu. Atau penipu memanfaatkan nomor kontak penjual untuk melakukan kejahatan. Tak jarang, pelaku menduplikasi konten demi memerdaya calon pembeli. “Kita harus benar-benar teliti dan hati-hati dalam melayani konsumen. Juga harus bisa memproteksi konten supaya tidak diambil (kompetitor),” katanya dalam talk show Ngopi Sore: Ngobrol Pintar dan Inspiratif dengan tema “Pemanfaatan Media Sosial untuk Usaha”. Pada acara yang berlangsung di Studio Telkom, Jalan Dahlia Samarinda, Kamis (11/2/2021), Rizky Maghfira mengatakan, di balik risikonya, medsos cukup efektif sebagai sarana penjualan. Bahkan, ia menyebut medsos menjadi jalur marketing utama bisnisnya. Dan sangat membantu dalam aktivitas jual-beli produknya. "Sosial media jadi marketing yang luar biasa dan murah. Dan memiliki potensi massa yang besar," ujar Kiki, sapaan akrabnya. Owner Dapur Kiki ini menyebut, penjualan dari medsos sangat berpengaruh pada bisnis puding yang ia rintis sejak 2014 lalu. Melalui medsos, ia mampu melayani banyak konsumen dari luar daerah. "Melalui medsos. Order bisa datang dari mana saja. Kadang orang dari Jakarta, Makassar, sampai Riau. Pesen puding di saya untuk dikasih ke kerabatnya di sini," kisahnya. Kiki memanfaatkan media sosial Instagram dalam menjalankan bisnisnya. Meski telah sukses dengan memiliki 13 ribu followers. Ia mengaku merintis medsos dari nol. Jumlah followers yang ia miliki sekarang pun, berkembang secara natural. Bukan followers instan hasil membeli. "Karena bagi dunia usaha, kalau beli follower itu sama aja bohong. Karena ga ada engagement," ucapnya. Ia juga memanfaatkan media sosial untuk membangun brand awareness produk jualannya. Dengan memasang Instagram ads, giveaway, dan endorsement selebgram. Kiki juga berbagi kiat dalam meningkatkan branding produk melalui sosial media. Pertama, pastikan produk memang  berkualitas. Khusus untuk produk makanan, kualitas produk dinilai dari  komposisi bahan, perbedaan dengan produk lain, rasa dan penyajian. Kedua, interaksi kepada customer harus selalu aktif. Bisnis digital yang mengandalkan kecepatan, menuntut pemilik usaha agar aktif berinteraksi kepada konsumen mereka. Jangan biarkan konsume menunggu dalam setiap proses pemesanan. "Kalau pakai akun What's App (WA). Usahakan yang WA bisnis. Sehingga bisa membalas pesan autotext. Itu salah satu service online terbaik," terang Kiki. Ketiga, tampilkan konten yang menarik. Dalam setiap pemasaran produk melalui sosial media. Minimal, kualitas foto harus jernih dan jelas. Sehingga produk terlihat meyakinkan. Rizki Amelia Runner Up I Putri Hijab Indonesia 2020 asal Kaltim juga memanfaatkan media sosial dalam memasarkan beberapa produk. Sebagai tokoh millennial Samarinda, tak jarang ia juga sering menerima tawaran endorsement produk. "Semua orang sekarang pegang gadget. Siapa pun juga punya medsos. Sehingga,  mempromosikan produk di medsos itu  sangat membantu mengembangkan usaha online," ujar Amel, sapaan akrabnya. Menjadi seorang endorser, bagi Amel menjadi sebuah implementasi hobby. Karena ia memiliki ketertarikan dalam public speaking. Meski begitu, ia tak menerima semua produk untuk di-endorse melalui medsos miliknya. Ada beberapa kriteria khusus, untuk produk yang bersedia ia pasarkan. Misalnya, untuk produk kosmetik, harus sudah memiliki izin edar dari BPOM. Karena ia juga memiliki tanggung jawab moril dalam penyampaian informasi kepada masyarakat. Terakhir, Amel juga berpesan kepada masyarakat. Terutama generasi muda. Agar mengurangi kecanduan medsos. Dengan mulai membatasi penggunaan gadget setiap hari. Karena, terlalu lama menatap layar ponsel juga tidak baik bagi kesehatan mata. Lakukan aktivitas lain yang lebih produktif untuk mengalihkan diri dari gadget dan medsos. Seperti membaca buku atau berinteraksi dengan keluarga dan kerabat dekat. (krv/yos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: