Layanan ABK Dianggap Mendesak, Pemkot Bangun Fasilitas Senilai Rp 10 Miliar

Layanan ABK Dianggap Mendesak, Pemkot Bangun Fasilitas Senilai Rp 10 Miliar

Di lokasi ini, gedung eks Puskesmas Damai, tengah dibangun layanan untuk anak berkebutuhan khusus (ABK). Dianggap mendesak karena angka ABK cukup tinggi dan  layanan swasta harganya mahal.  

Balikpapan, DiswayKaltim.com - Balikpapan akan memiliki layanan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) bagi masyarakat. Sebuah fasilitas senilai Rp 10 miliar saat ini tengah disiapkan dan dalam tahap pembangunan.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota (Diskes) Balikpapan, Suheriyono mengatakan, fasilitas bagi ABK sangat mendesak, karena kebutuhan layanan khusus tersebut sangat tinggi.         

“Untuk wilayah Balikpapan saja, kami melayani pasien ABK hingga 60 orang per hari,” kata Suheriyono.

Layanan ABK untuk sementara mendapat penanganan di Puskesmas Damai yang beroperasi Senin – Sabtu dengan enam terapis. “Setiap anak memperoleh sesi terapi selama 40 menit.”

Saat ini Balikpapan hanya menyediakan 10 ruangan yang berfungsi sebagai ruang konsultasi, empat ruangan terapi, ruang sosialisasi, dan sebagainya. Setiap ruangan memiliki cat yang menyesuaikan dengan tingkatan terapi.

Karena jumlah ABK yang semakin banyak, sementara fasilitas masih minim, Pemerintah Kota Balikpapan tahun ini menganggarkan pembangunan gedung.

Gedung layanan ABK tersebut ditargetkan selesai pada tahun 2019 ini karena lahan untuk pembangunan gedung sudah tersedia, yaitu gedung eks Puskesmas Damai.

Pemerintah tidak hanya menyiapkan gedung layanan, juga tim medis dari tenaga terapis hingga dokternya. "Fasilitas, alat dan tim medis sudah siap. Hanya gedungnya saja yang kini dalam tahap pembangunan."

Menurutnya, alasan dibangunnya gedung tersebut karena banyaknya kebutuhan terhadap layanan dan biaya untuk melakukan layanan tersebut cukup mahal. Sehingga pemerintah mencoba mengakomodasi kebutuhan warga akan layanan ABK, terutama warga tak mampu.

"Dengan fasilitas ini, sebagian bisa dinikmati gratis. Sebagian retribusi," ungkap Suheriyono.

Pelayanan tingkat dasar ini diharapkan mampu mendeteksi lebih dini gejala ABK, sehingga bisa memberikan pelayanan agar dapat bertumbuh kembang secara optimal. (K/ferry cahyanti/dah)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: