10 Tahun Memajukan STT Migas, Diganjar Penghargaan Pelopor Bidang Pendidikan
Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Ketua Yayasan STT Migas Balikpapan Lauhil Machfudz diganjar penghargaan Pelopor Bidang Pendidikan oleh Pemkot Balikpapan. Berkat kiprahnya selama 10 tahun memajukan Sekolah Tinggi Teknologi Minyak dan Gas Bumi (STT Migas) Balikpapan.
Penghargaan itu akan diberikan saat perayaan HUT ke-124 Balikpapan, Senin (8/2) hari ini. "Sebenarnya saya sempat menolak karena merasa banyak yang lebih pantas menerima penghargaan itu," ujarnya, merendah. Ini bukan kali pertama mendapat penghargaan. Sebelumnya pada 2017, Lauhil juga menerima penghargaan dari Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi). Atas perannya sebagai ketua yayasan yang sangat peduli dengan manajemen kampus. Selama 10 tahun belakangan, STT Migas Balikpapan berkembang pesat di bawah kepemimpinannya. Tolok ukurnya tidak hanya dari kemampuan manajerial. Yang berhasil membangun kampusnya sendiri di Jalan Transad kilometer 8, Karang Joang, Balikpapan Utara. Tapi juga mampu meningkatkan kualitas mutu SDM para pengajar dan mahasiswanya. "Memang awalnya pencapaian kita itu dengan mendirikan kampus," katanya. Menurut Lauhil, penting bagi perguruan tinggi mencapai kemandirian. Salah satunya dengan membangun kampus terpadu sebagai fasilitas pendukung proses pembelajaran. Yang akhirnya dapat menunjang segala pencapaian civitas kampus. "Karena dulu prinsip saya, sebagus apapun kualitas yang kita berikan, kalau fasilitasnya belum lengkap (belum ada kampus), sangat memengaruhi kepercayaan masyarakat. Sementara kepercayaan masyarakat itu nomor satu," katanya. Pada medio 2000, kampus STT Migas berpindah-pindah. Setidaknya tiga kali mengontrak tempat. Tepatnya awal berdiri itu menempati Diklat Pertamina di Karang Anyar. Kemudian pindah ke Jalan RE Martadinata. Tidak bertahan lama, masa kontrak habis dan gedung rektorat harus pindah ke Jalan Bhayangkara, Balikpapan Kota. Sementara untuk proses perkuliahan harus menggunakan fasilitas kelas di SMP Patra Dharma 2, yang berlokasi di sekitaran Lapangan Merdeka. Selama sepuluh tahun itu, berjuang habis-habisan bersama segenap manajemen STT Migas untuk mendapatkan dukungan stakeholder. Baik pemerintah maupun swasta demi mewujudkan impian tersebut. Hasilnya, kampus perminyakan satu-satunya di Kalimantan itu punya kampus dengan luas kurang lebih 10 hektare. Dihuni sekitar 2 ribu mahasiswa yang tidak hanya berasal dari Kaltim. "Bahkan ada mahasiswa kita dari Malaysia. Kami sudah berjuang bersama rekan di yayasan dan pembina," katanya. Soal SDM, Lauhil mengaku memiliki capaian yang lebih baik. Yakni dengan mendukung dan menyekolahkan para dosen sampai jenjang S3. "Yang muda-muda kita S3-kan. Secara bertahap. Sekarang lagi in test doktor nih," ucapnya. Ia menyebut setidaknya ada tiga pengajar yang kini didorong agar segera menyandang gelar doktor. Salah satunya sudah menyelesaikan prosesnya di salah satu kampus ternama di Indonesia. Sementara yang lainnya sedang dalam proses mengejar gelar doktor di luar begeri. "Tahun ini ada yang kita S3-kan di Taiwan dan di Austria," imbuhnya. (ryn/eny)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: