YKI Balikpapan Tetap Salurkan Bantuan di Tengah Keterbatasan

YKI Balikpapan Tetap Salurkan Bantuan di Tengah Keterbatasan

Balikpapan, nomorsatukaltim.com – Di tengah pandemi COVID-19. Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cabang Balikpapan tetap menyalurkan bantuan bagi penderita kanker yang kurang mampu. Meskipun ada tantangan pagebluk untuk menyalurkan maupun memverifikasi data bagi tim yang terjun ke lapangan.

Ketua YKI Cabang Balikpapan Sri Soetantinah mengungkapkan, dengan segala keterbatasan yang dimiliki, bantuan tetap disalurkan. Karena pengobatan penderita kanker tetap berjalan. Terdata pada tahun lalu, YKI berhasil merealisasikan bantuan 24 penderita kanker tak mampu. Masing-masing penderita memperoleh Rp 3 juta. YKI tidak memberi bantuan dobel di mana penerimanya berbeda tiap tahun. “Karena yang dicover BPJS Kesehatan hanya biaya pengobatan. Biaya perjalanan atau penginapan, kita bantu. Sebelum menyalurkan bantuan, data yang masuk kami verifikasi karena yang mendapatkan bantuan adalah penderita kanker yang tak mampu dan tepat sasaran,” jelas Sri Soetantinah, Rabu (3/2). Selain membantu operasional, YKI juga memberikan bantuan susu nutricant sebagai nutrisi penderita kanker. Susu ini bermanfaat untuk menambah protein dan energi khususnya penderita kanker pasca kemoterapi. "Susu yang memang direkomendasikan oleh dokter. Satu pasien mendapat 5 dus. Ada sebanyak 61 pasien yang diberikan selama 2020," lanjutnya. Adapun program lainnya belum dapat dilaksanakan. Mengingat ruang gerak akibat masuknya wabah COVID-19 serba terbatas. “Kami di YKI punya program IVA (Inspeksi Visual Asetat) tes. Tetapi untuk 2020, kita tidak lakukan karena untuk SOP untuk pemeriksaan kesehatan berbenturan dengan pandemi. Sehingga IVA test tidak kita lakukan,” jelas mantan asisten II Pemkot Balikpapan ini. IVA test diperuntukkan untuk perempuan usia produktif yang telah menikah untuk mendeteksi kanker serviks. YKI memberikan fasilitas test secara cuma-cuma. Pada 2019 lalu, sebanyak 1.200-an perempuan memanfaatkan layanan tersebut. Selain IVA juga ada program pap smear. Tes dilakukan dengan cara mengambil sampel sel serviks. Menurutnya, tak semua perempuan mau melakukan pemeriksaan atau deteksi dini tersebut. Karena ada rasa ketakutan ketika mengetahui hasil nantinya. Karena itu edukasi menjadi hal yang penting. “Deteksi dini bisa memberikan pencegahan atau pengobatan lebih cepat. Karena rata-rata diketahui sudah stadium lanjut.” "Kami berharap dan berupaya agar IVA test ini dilakukan lagi di 2021. Satu tahun kita tidak lakukan, berat juga sebetulnya. Karena kita melihat di lapangan ternyata kasus-kasus baru cukup banyak," sesal Sri yang tak bisa menyebut angka penderita kanker. Selanjutnya deteksi dini kanker payudara. Jumlah penderita kanker payudara juga mendominasi. “Karena dari bantuan yang disalurkan adalah didominasi penderita kanker payudara,” imbuhnya. Sri Soetantinah mengharapkan program-program edukasi dan deteksi dini terhadap penyakit kanker dapat dilakukan pada tahun ini. Meskipun terbatas, edukasi akan dapat dilakukan melalui daring. Sasaran semua kalangan. Baik itu orang tua, kalangan remaja dan guru. Di momen Hari Kanker Sedunia yang jatuh pada Kamis 4 Januari hari ini. Pihaknya mengajak masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat. Dengan makanan yang sehat dan olahraga. “Dan memberanikan untuk deteksi dini. Serta membaca referensi penyakit kanker,” tutupnya. (fey/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: