Terhambat Administrasi, Vaksinasi COVID-19 untuk Nakes Lambat

Terhambat Administrasi, Vaksinasi COVID-19 untuk Nakes Lambat

Sepekan sejak imunisasi COVID-19 tahap pertama dilakukan, belum banyak tenaga kesehatan (nakes) yang mendapat vaksin. Sistem administrasi diduga menjadi biang keladi.

nomorsatukaltim.com - Dari sepuluh daerah di Kalimantan Timur, tahap pertama pemberian kekebalan terhadap corona baru dilakukan di Samarinda dan Kutai Kartanegara. Di ibu kota provinsi itu, ada 6.520 tenaga kesehatan, yang sekarang disebut Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK). Sedangkan di Kota Raja, ada 3.820 SDMK yang menjalani vaksinasi tahap pertama. Dari dua daerah itu, total "jenderal" ada 10.340 orang. Namun sepekan sejak pemberian vaksin dilakukan, baru 1.658 SDMK yang bisa mengikuti proses itu. Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim, Ronny Setiawati mengatakan, data itu terangkum sampai dengan Selasa (19/1/2021). “Sementara ini realisasi vaksinasi terdata sebanyak 34,70 persen. Atau sebanyak 1.658 SDMK. Dengan rincian, Samarinda 13,8 persen. Dan Kutai Kartanegara 20,89 persen,” katanya. "Itu data yang dimasukkan dalam sistem aplikasi. Kemungkinan bisa berbeda dengan hasil manual di lapangan. Karena faskes (fasilitas kesehatan, red) butuh waktu untuk meng-input data," imbuh Ronny, Rabu (20/1/2021). Di Samarinda, pelaksanaan vaksinasi ada di 26 puskesmas, 12 rumah sakit, dan 46 klinik swasta. Sementara di Kutai Kartanegara belum diketahui, Soal masih minimnya nakes yang menjalani vaksinasi, Ronny Setiawaty menampik. Menurutnya, pada tahap awal, vaksinasi selesai pada Februari. Di tempat terpisah, Sekretaris Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kaltim, Swandari Paramita menjelaskan terkait masih minimnya realisasi vaksinasi. Menurutnya, proses vaksinasi baru dimulai pada Kamis (14/1/2021) terpotong dengan hari libur. “Proses vaksinasi belum berjalan sepekan,” kata anggota peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Hal itu juga ditambah proses vaksinasi di fasilitas layanan kesehatan dibatasi, demi menghindari kerumunan. “Satu pasien minimal harus menunggu selama 30 menit. Sehingga tidak banyak peserta yang bisa divaksinasi dalam sehari.” Proses vaksinasi bagi SDMK juga harus menunggu panggilan SMS blast dan menunjukkan barcode untuk bisa diberi vaksin. Sistem ini dikelola langsung oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). "Sistemnya baru jalan beberapa hari, jadi mungkin masih ada kendala running-nya," jelas Swandari. Ia bilang, masih minimnya nakes yang mendapat vaksinasi tidak terkait dengan isu minimnya minat nakes. "Jadi bukan tidak mau divaksin. Tapi lebih ke kendala sistem saja," tegasnya. Dari yang ia amati langsung, di Klinik Unmul misalnya. Beberapa petugas kesehatan cukup kelimpungan memahami website dan sistem vaksinasi di awal proses pencanangan. Terkadang, ada nama SDMK yang terdata di Kaltim. Namun ternyata, berdomisili di luar daerah. Sehingga, data perlu dikonfirmasi ulang. "Saya kira perlu waktu 1 sampai 2 minggu lah agar sistemnya jalan bagus. Ini kan sistem baru ya," ucap Swandari. Para petugas vaksinasi di masing-masing fasilitas layanan kesehatan butuh waktu untuk terbiasa dan memahami sistem yang diberlakukan saat ini. Dari data Diskes Kaltim, ada 529 tenaga vaksinator yang melayani vaksinasi corona. Sementara itu Sekretaris Daerah Kaltim, Muhammad Sa'bani mengaku tak merasakan adanya efek samping setelah vaksinasi. "Alhamdulillah, normal saja," katanya, baru-baru ini. Ia tidak merasakan gejala rasa sakit maupun efek yang negatif setelah mendapatkan suntikan vaksin. Hanya saja, ia mengaku setelah disuntik memang terasa pegal. Karena jarum suntik yang agak panjang. "Sakit tidak ada. Prinsipnya penyuntikan sebagai kekuatan tubuh kita. Agar setelah divaksin maka mendapatkan kekebalan tubuh dari virus," tambah Sa'bani. Ia menyarankan, para peserta penerima vaksinasi, melakukan istirahat yang cukup pasca penyuntikan. Sehingga kondisi tubuh tetap kembali prima dan bugar. Pada saatnya nanti, ketika vaksin telah  didistribusikan secara menyeluruh ke masyarakat. Dapat digunakan dan memberikan kekebalan tubuh bagi yang menerima vaksin. "Setelah vaksin diterima masyarakat, rutinitas bisa kembali normal seperti biasanya," jelasnya. Tahap Pertama vaksinasi di Kaltim berlangsung Kamis (14/1/2021) yang didahului para pejabat dari lingkungan sipil maupun militer. Sepuluh orang menjalani vaksinasi untuk meyakinkan masyarakat agar bersedia divaksinasi. (krv/yos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: