Banjir di Kalsel, Waspada di Kaltim

Banjir di Kalsel, Waspada di Kaltim

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem di wilayah Kalimantan Timur (Kaltim). Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat akan terjadi hingga pekan depan.

nomorsatukaltim.com - Cuaca ekstrem melanda sebagian besar wilayah Pulau Kalimantan menandai puncak musim hujan tahun ini. Selain wilayah  Kalimantan Selatan yang dilanda banjir besar dua hari terakhir, masyarakat Kaltim juga diminta tetap waspada.  Potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dapat disertai petir akan terjadi di sebagian besar wilayah Kaltim. Di antaranya Penajam, Bontang, Balikpapan, Pulau Derawan, Tabalar (Berau), Muara Badak, Muara Jawa, Karangan, Sandaran, Loa Janan Ilir, Kongbeng, Muara Wahau, dan Long Apari. Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Samarinda, Riza Arian Noor meminta masyarakat mewaspadai dampak cuaca ekstrem, seperti banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang akibat angin kencang.  Terpisah, Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan, Erika Mardiyanti menyampaikan cuaca ekstrem diperkirakan berlangsung hingga 18 Januari 2021.  Hal ini terjadi, karena gelombang atmosfer Equatorial Rossby (gelombang ekuator), Kelvin (gelombang Kelvin) dan tipe low frequency yang cukup aktif di wilayah Indonesia bagian barat, selatan dan timur. “Seperti wilayah Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan dan Papua,” kata Erika. "Kondisi cuaca pada periode ini akan didominasi dengan kondisi berawan hingga hujan ringan, sedang, dan lebat."  Sementara informasi prakiraan tinggi gelombang di wilayah Perairan Balikpapan, Selat Makassar, Perairan Samarinda – Bontang dan Perairan Kota Baru dalam kondisi sedang. Yakni setinggi 1,25 hingga 2,5 meter. Namun, perlu diwaspadai cuaca buruk di perairan yang dapat menyebabkan peningkatan tinggi gelombang di perairan.  Terkait gempa bumi yang melanda Majene Sulawesi Barat, Erika Mardiyanti menjelaskan getaran yang dirasakan warga Balikpapan dengan skala II MMI (Modified Mercalli Intensity,- satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi- red).  “Sementara di Grogot dengan skala II sampai III MMI. Getaran dirasakan oleh beberapa orang. Benda-benda ringan yang digantung bergoyang," ungkapnya.  Dari pantauan BMKG, parameter gempa bumi mulai dirasakan pada Kamis (14/1/2021) pukul 13.35.49 WIB di wilayah Majene, Sulbar. Dengan diguncang gempa tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki magnitudo 5,9.  Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 2,99 Lintang Selatan dan 118,89 Bujur Timur. Atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 4 kilometer arah Barat Laut Majene, pada kedalaman 10 kilometer.

DAMPAK BANJIR KALSEL 

Berdasarkan data Dinas Sosial Kalimantan Selatan, banjir di provinsi itu telah merendam 65.002 rumah di 5 kota/kabupaten dengan jumlah kepala keluarga terdampak 17.865 orang.   Kondisi itu menyebabkan pelayanan Pertamina terganggu. Menurut Unit Manager Comm, Rel & CSR MOR VI, Susanto August Satria, terputusnya jembatan di daerah Matraman Kabupaten Banjar menyebabkan kendala akses jalan menuju Kabupaten Tapin. “Namun mobil tangka BBM dan skid tank LPG menuju Tapin, HSS, HST, HSU, Balangan, Tabalong, dan Barito Timur, Barito Utara dan Murung saat ini sudah tidak terkendala lagi,” ujarnya, Jumar (15/1/2021).  Sementara kondisi banjir di daerah Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut dan jembatan putus menuju Kota Pelaihari Kabupaten Tanah Laut mengakibatkan terkendalanya distribusi ke SPBU dan SPBE.  “Pertamina mengalihkan suplai untuk BBM dari Integrated Terminal Banjarmasin ke Fuel Terminal Kotabaru. Untuk skid tank LPG, kami masih berupaya secara maksimal melakukan pemetaan untuk mencarikan suplai alternatif mengingat jalan alternatif juga ikut terendam banjir,” jelasnya.  Sementara di lingkar utara menuju dan dari depot mini LPG di Kalsel rusak parah menyebabkan kendala suplai ke SPBE di Kota Banjarmasin, Kabupaten Banjar, dan Banjarbaru.  “Secara stok LPG di depot mini Banjarmasin sangat cukup. Seluruh armada dan awak mobil tangki dalam kondisi siaga. Jika banjir surut, armada skid tangki LPG akan langsung beroperasi menuju SPBE.”  Untuk tetap memenuhi kebutuhan LPG, sementara ini Pertamina akan mengalihkan suplai ke SPBE di Kalimantan Timur. “Kami mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan panic buying LPG dalam kondisi seperti ini,” kata Susanto. 

LOGISTIK TETAP JALAN 

Sementara itu perusahaan logistik JNE menyatakan tetap melayani pengiriman barang ke daerah bencana. Kepala Cabang Utama JNE Balikpapan, Adityo Putranto mengatakan, pihaknya tetap memaksimalkan pengiriman paket ke Kalimantan Selatan.  “Kami gunakan berbagai armada untuk memaksimalkan kiriman,” kata Adityo.  “Pengiriman tetap berjalan meskipun nantinya kendala di lapangan akan mempengaruhi SLA (service level agreement).” Adityo mengatakan, operasional JNE dilakukan untuk membantu pengiriman bantuan.  “Pengalaman kami dalam kondisi seperti ini, biasanya kiriman bantuan banyak distribusikan lewat kami,” pungkasnya. (krv/fey/yos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: