Duta YouTuber
Kakek-buyut sang ibu tiba di Sulawesi Selatan ketika masih bujang. Indonesia belum berdiri kala itu. Ia kawin dengan putri raja Marros, pinggiran kota Makassar sekarang ini.
Kakek Butce juga menjadi tokoh masyarakat Tionghoa di Makassar. Tinggalnya di Tamajene, yang sekarang disebut Lorong Dua Makassar.
Di dekat situlah terjadi pembantaian besar-besaran oleh penguasa Belanda, Westerling. Orang Sulsel mengklaim angka korbannya 40.000 orang. Itu tahun 1946. Di Jawa kemerdekaan Indonesia sudah diproklamasikan. Di Makassar, Belanda masih ngamuk. Penguasa melakukan razia. Yang dianggap pro kemerdekaan dikumpulkan dan ditembak mati. Secara masal.
Butce mewawancarai ibunya untuk peristiwa ini. Sang ibu mendapat cerita dari bapaknya. Engkong Butce. Engkong Butce itulah yang melaporkan kejadian itu ke konsul Tiongkok di Makassar. Laporan itu, katanya, ikut membuat pembantaian masal tersebut dihentikan.
Keluarga ini masih menyimpan benda-benda terkait dengan itu. Termasuk benda berupa bintang emas, penghargaan dari Sun Yat Sen –proklamator RRT. Itu karena buyut Butce pernah menggalang dana dari masyarakat Tionghoa untuk mendukung kemerdekaan RRT.
Bahkan menurut Butce, engkongnya itu pernah diminta pulang ke Tiongkok untuk diangkat menjadi gubernur di Nanjing kala itu disebut Nanking.
Perjalanan pulang itu hanya sampai di Filipina. Mereka balik ke Makassar. Itu karena ibu dari buyut Butce itu –si putri raja Marros– sakit keras.
Butce sendiri kini menjadi warga negara Amerika. Ia praktis jadi juru bicara yang netral bagi Indonesia. Ia juga aktif di politik di sana. Memperjuangkan hak-hak minoritas Tionghoa asal Indonesia.
Di acara-acara itu, Butce biasanya mengenakan pakaian adat suku-suku di Indonesia. Terutama gabungan antara Bali dan Batak.
Di YouTube terakhirnya, Butce mewawancarai dokter asal Indonesia, Anthony, yang baru pensiun dari Mayo Clinic yang terkenal itu. Juga mewawancarai dokter Lukas yang juga asal Indonesia. Banyak isu negatif tentang Covid-19 dan vaksinasi diluruskan di situ.
Butce, seperti juga Gina, tetap bisa menjadi duta yang produktif bagi Indonesia.(*)
sumber: disway.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: