IPM Kaltara Merosot

IPM Kaltara Merosot

TANJUNG SELOR, DISWAY – Indeks pembangunan manusia (IPM) Kalimantan Utara mengalami penurunan pada 2020 lalu. Yakni dari 71,15 pada 2019, menjadi 70,63.

Kepala Seksi Analisis Statistik Lintas Sektor Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltara, Erna Yulianingsih menyebut, penurunan IPM adalah anomali atau hal yang tidak biasa. Apalagi, Kaltara selalu mencatatkan pertumbuhan positif sejak 2013 lalu. "Dari grafik IPM tahun 2013 sampai 2019, Kaltara konsisten mengalami peningkatan. Dari angka 67,99 menjadi 71,15. Namun di 2020 justru menurun," ujar Erna Yulianingsih, Senin (4/1). Namun penurunan IPM itu, juga dampak dari pandemik COVID-19. Kondisi itu, kata Erna, juga sejalan dengan penurunan di tingkat global, atau sejalan dengan kajian indeks pembangunan manusia dunia oleh United Nations Development Programme (UNDP). Dimana IPM dunia turun sebesar dua poin akibat pandemik COVID-19. Dari tiga dimensi pembentuk IPM di Kaltara, penurunan terjadi pada pengeluaran perkapita masyarakat per tahun. Pada 2020, komponen ini turun 6,28 persen. Dari Rp 9,34 juta menjadi Rp 8,75 juta perkapita. Penurunan tingkat pengeluaran masyarakat tergolong cukup dalam. Mengingat, angka di 2020 juga masih di bawah 2018 lalu, yang sebesar Rp 8,94 juta per tahun. Sementara itu, pada dimensi kesehatan, khususnya usia harapan hidup (UHH) tumbuh positif di angka 0,07 persen. Yakni dari usia rerata 72,54 tahun menjadi 72,59 tahun. "Artinya, setiap bayi yang baru lahir di Kaltara, memiliki harapan hidup yang sehat hingga usia 72,59 tahun," ujarnya. Dari dimensi pendidikan, tercatat rerata lama sekolah (RLS) dan harapan lama sekolah (HLS), juga mengalami peningkatan. Pada RLS, diketahui tumbuh 0,67 persen. Dimana rata-rata lama sekolah penduduk di Kaltara, adalah sembilan tahun. Jika penduduk Kaltara sebelumnya hanya memiliki pendidikan dominan hingga SMP, dengan tumbuhnya harapan lama sekolah, penduduk yang berumur 7 tahun di 2020, memiliki harapan mengenyam pendidikan sampai jenjang diploma I, atau lebih dari SMA. Kendati mengalami penurunan, Erna menyebut, IPM di Kaltara masih kategori tinggi. Dikarenakan masih berada di atas angka 70. "Dengan capaian di 2020, pembangunan manusia masih tetap kategori tinggi," ujarnya. Lanjutnya, tiga daerah di Kaltara sudah masuk IPM kategori tinggi. Yaitu Kota Tarakan, Kabupaten Bulungan, dan Kabupaten Malinau. Tarakan dengan IPM 75,83, menjadi daerah dengan IPM tertinggi di Kaltara. Lalu disusul Malinau dengan IPM 71,94, dan Bulungan dengan IPM 71,10. Di Regional Kalimantan, Kaltara berada di urutan 4. Masih lebih baik dari Kalbar. */ZUH/REY

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: