AGM Masih Berat Restui PTM di Januari 2021

AGM Masih Berat Restui PTM di Januari 2021

PPU, nomorsatukaltim.com – Jadi tidaknya pembelajaran tatap muka (PTM) di PPU Januari nanti masih bias. Sekolah dan orang tua siswa sudah memberi lampu hijau. Kini keputusan akhirnya ada di tangan Bupati PPU Abdul Gafur Masud (AGM).

Menjelang penghabisan Desember 2020. Sekolah-sekolah di PPU sudah beberapa kali menggelar pertemuan dengan komite sekolah dan orang tua siswa. Dan didapatkan hasil, mereka sepakat sekolah dibuka lagi pada tahun ajaran baru nanti.

Diketahui, untuk menyelenggarakan PTM. Harus ada 3 unsur yang sepakat. Sekolah, orang tua siswa, dan pemkab. Mencakup Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, bupati, dan Gugus Tugas COVID-19. Dan kini, bola panas ada di tangan AGM. Selaku bupati sekaligus ketua Tim Gugus Tugas COVID-19 PPU.

AGM sendiri belum memutuskan. Jadi atau tidak. Ia mengaku tak ingin tergesa-gesa karena banyak hal harus dipertimbangkan.

“Masih kami diskusikan (lagi)," katanya, Selasa, 21 Desember 2020.

AGM memahami PTM memang sudah perlu digelar. Desakan dari para orang tua sudah ia dengar. Tenaga pengajar pun susah bukan main menerapkan pembelajaran virtual.

Tapi masalahnya PPU sedang berada di gelombang kedua penularan COVID-19. Karena alasan itu lah ia belum ingin bersikap. Karena ia tahu, keputusannya kelak akan menghadirkan risiko yang sama besarnya.

Jika pembelajaran kembali digelar daring. Maka masa sembilan bulan belajar tanpa tatap muka akan berlanjut. Semakin lama pula para guru menyampaikan bahan ajar. Pun semakin lama pula orang tua membantu anaknya belajar (dan mengerjakan tugas).

"Karena beberapa ibu-ibu sudah tidak tahan ngajarin anaknya. Meminta untuk kembali masuk sekolah," ungkap AGM.

Tapi ia tak mau mengambil keputusan atas dasar iba. Karena desakan-desakan itu semata. Karena ancaman virus corona masih tinggi. Untuk membuat simulasi belajar tatap muka saja AGM masih pikir-pikir.

"Saya lihat itu, ada 3 hari masuk, 3 hari daring. Terus kalau masuk bagaimana. Nanti maskernya ditukar-tukar," katanya.

Karena sebagus-bagusnya protokol kesehatan dibuat sekolah. Potensi kecolongan menurutnya masih besar. Tidak ada jaminan penyebaran COVID-19 tak terjadi di sekolah. Karena itu ia meminta pada para orang tua untuk bersabar dulu.

"Baru begitu saja, masak sudah tidak tahan. Biasanya guru yang dimarahin," tandasnya.

Dalam beberapa waktu ke depan, selain menggelar diskusi sana-sini. AGM masih akan melihat penerapan PTM di daerah lain dulu. Mempertimbangkan risiko yang terjadi. Melihat plus minus penerapan PTM di masa pandemi.

Apa lagi belakangan kasus terkonfirmasi positif di PPU tak kunjung surut. Saat ini malah kembali lagi ke zona merah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: