Tolak Revisi UU KPK, Aliansi Dosen Nusantara Mengaku Diteror
Dekan Fakultas Hukum Unmul DR Mahendra Putra Kurnia. ===========
Samarinda, DiswayKaltim.com - Revisi undang-undang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendapat penolakan dari berbagai pihak. Termasuk kalangan akademisi. Mereka tergabung dalam Aliansi Dosen Nusantara Menolak Revisi UU KPK.
Diikuti para dosen dari berbagai fakultas dan kampus di Tanah Air. Mereka membuat suatu grup WhatsApp yang berisikan perwakilan dosen dari masing-masing fakultas di Indonesia.
Hanya saja, ada oknum yang berusaha menghambat pergerakan kelompok tersebut. Memanfaatkan kecanggihan teknologi saat ini. Oknum yang belum diketahui identitasnya ini, melakukan kloning atau penggandaan grup yang berisikan anggota aliansi itu.
“Dua minggu lalu, kami tergabung dalam aliansi dosen nasional menolah Revisi UU KPK. Itu ada grup WhatsApp-nya. Namun pada Rabu (11/9/2019) pagi, tiba-tiba ada dua grup yang sama. Dalam grup yang baru, pembahasan awalnya menolak Revisi UU KPK. Belakangan malah sebaliknya. Mendukung Revisi UU tersebut,” kata Dekan Fakultas Hukum Unmul DR Mahendra Putra Kurnia, Jumat (13/9/2019).
Mahendra mengaku, hari itu. Siang harinya. Selama setengah jam mendapat teror dari nomor tidak dikenal. Ada 35 panggilan dari 10 nomor yang memiliki kode area negara lain.
Hal serupa juga terjadi pada rekannya. Herdi. Sesama dosen. Herdi mengakui dirinya juga mendapat perlakuan yang sama di jam yang sama.
“Saya sudah curiga sejak awal. Kok ada nomer baru nelpon saya pakai kode Amerika Serikat. Tidak saya angkat. Tapi teror ini sangat mengganggu saya. Karena hampir setengah jam telepon terus,” cetusnya.
Tidak hanya Mahendra dan Herdi. Ternyata seluruh anggota aliansi yang tergabung dalam grup tersebut juga mendapatkan teror yang sama. Bahkan, ada salah satu dosen yang coba mengangkat telepon tersebut. Ternyata, dia diajak diskusi dan berdebat mengenai Revisi UU KPK ini.
“Teman saya dari daerah lain ada yang angkat. Eh malah diajak diskusi dan berdebat mengenai Revisi UU KPK ini. Tapi, kami mendapat teror hanya di hari itu saja. Keesokan harinya kami di Kaltim bersama-sama memblokir nomor tersebut,” ungkapnya.
Dia mengaku, dengan adanya teror itu tidak akan mengendorkan pergerakan. Bahkan, akan melakukan perlawanan yang begitu keras.
“Kami diteror bukan semakin kendor. Tapi, kami akan semakin keras melakukan perlawanan,” imbuhnya. (mic/dah)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: