Menantang dan Menyenangkan, Alasan Melissa Gandrungi Ultra Running

Menantang dan Menyenangkan, Alasan Melissa Gandrungi Ultra Running

Menurut Melissa, rute naik turun ultra run lebih menantang. Bentang alam yang dilalui juga tidak bikin bosan.

Balikpapan, nomorsatukaltim.com- Jenis turnamen lari ini bermacam-macam. Selain jarak tempuhnya, medannya juga beragam. Ada penyelenggara yang mengambil spot lari di kota. Ada pula yang di hutan belantara.

Road run cenderung mengambil medan yang datar. Di atas jalan yang keras (aspal), serta rutenya yang tidak terlalu panjang. Paling sekitar 25 Km. Sementara trail run, ya mirip dengan motor trail. Medannya di hutan, cenderung di pegunungan. Rutenya naik turun. Melewati kaki gunung dan perbukitan. Jaraknya hingga 100 Km. Ada pula ultra run, mirip-mirip seperti trail run. Hanya jenis medannya saja yang lebih menantang.

Sebagai pelari yang sudah kenyang pengalaman. Tentulah Melissa sudah pernah melalui itu semua. Tapi saat ditanya jenis turnamen apa yang dia suka. Meli menjawab…ultra run.

Menurutnya ultra run jauh lebih menantang. Berbagai pemandangan juga jadi daya tarik tersendiri baginya. Seperti yang pernah dia rasakan 2017 lalu. Tepatnya event ultra race Bromo Tengger Semeru. Ada beberapa kategori jarak. Tapi Melissa ikut yang jarak 70 Km.

"Larinya hanya di kaki gunungnya. Lebih menantang karena ngetrail kan. Jadi naik turun gunung masuk hutan. Pemandangan juga bagus jadi enak. Tidak bosan," ujarnya.

melissa

Tapi yang paling berkesan baginya saat ikut Rinjani Ultra/Trail Race. Jarak 36 Km. Siapa yang tidak kenal dengan Rinjani. Hutan yang asri nan eksotik ditambah hawa yang sejuk khas gunung, membuat nyaman saat berlari.

Selain itu Melissa juga pernah berlari untuk donasi. Namanya NusantaRun chapter 5. Berlari 60 Km, pelari tidak dapat medali. Dana yang mereka dapat didonasikan untuk pendidikan dan kesejahteraan guru di Dieng, Jawa Tengah.

Di event itu, Melissa harus melawan cederanya. Yang sebenarnya disebabkan karena kesalahannya sendiri. Yakni salah memakai sepatu. Tapi saat itu ia masih newbie. Dari pengalaman itu, ia makin mempelajari tipe-tipe olahraga lari. Serta kebutuhan perangkatnya.

Di masa pandemi seperti saat ini. Event lari tidak mati. Tapi dilakukan secara virtual. Maka Melissa saat ini mengurangi porsi larinya. Sambil menunggu momen ketika pandemi kelar. Meli masih penasaran untuk ikut event lari lintas alam lagi. Sambil menunggu itu, Meli bertekad tetap sehat dan tetap lari. (fdl/ava)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: