Tak Ada Natal Bersama

Tak Ada Natal Bersama

TANJUNG REDEB, DISWAY - Ketua Badan Musyawarah Antar Gereja (Bamag) Berau, Pendeta Frangly menegaskan, tahun ini tak ada Natal bersama. Seperti tahun sebelumnya.

Natal bersama dilakukan setiap 25 Desember. Merupakan ritual tahunan pada perayaan Natal. Kegiatannya mengundang seluruh gereja dan paguyuban se-Berau. “Tahun ini tak akan dilaksanakan karena pandemik COVID-19. Kondisi tak memungkinkan,” ungkapnya kepada Disway, Sabtu (19/20). Tak adanya Natal bersama, mengikuti aturan untuk tidak membuat kerumunan. Ia juga mengingatkan Natal di gereja masing-masing menerapkan protokol kesehatan (prokes). “Sudah koordinasi dengan gereja dan paguyuban. Seperti paguyuban Batak, Toraja, dan lainnya. Intinya, semua gereja menjalankan peribadatan sesuai prokes," jelasnya. Pihak gereja disebutkan telah menyediakan tempat cuci tangan, thermo gun atau alat ukur suhu dan lainnya. Bahkan bila ada jemaat yang menggunakan masker tidak standar diganti dengan masker yang sesuai. Semua anggaran pengadaan, menurut Frangly, dilakukan secara swadaya. Dana dihimpun dari jemaat dan kas masing-masing Gereja. Dana itu, selain keperluan sarana protokol kesehatan, juga pemberian uang ‘persembahan’. Menggunakan amplop untuk meminimalisir kontak fisik. Kemudian bidang pelayanan gereja dilakukan rapid test. Juga mengurangi durasi kegiatan. Selain itu, pembatasan jemaat yang hadir. Hanya 50 persen dari kapasitas gereja. “Jika jumlah jemaat banyak, dilaksanakan 2 sesi atau lebih," tandasnya. Bamag disebutkan Frangly melakukan monitoring persiapan Natal. Terutama jemaat yang berasal dari perusahaan. Biasanya jemaat ini datang dari lokasi kerja ke gereja. Ini, tambahnya, menjadi perhatian khusus, dengan melakukan pendataan. “Mudah-mudahan Natal tahun ini berlangsung damai dan hikmat. Meskipun dalam situasi yang sulit," harapnya. Terpisah, Ketua Panitia Natal Pemuda Kampung Pilanjau, Andri, mengaku menghimpun dana melalui bazar. Untuk membiayai Natal pemuda, 28 Desember 2020. Selain pembiayaan kegiatan, juga untuk pemenuhan kebutuhan masker dan lainnya. Sebab, protokol Kesehatan menjadi instrumen wajib. “Kita melakukan bazar dengan menjual aneka olahan makanan. Ditawarkan ke jemaat. Kita datangi satu per satu. Jadi tidak berkerumun," katanya. Ada juga sumbangan jemaat pemuda. Menurutnya, tak melulu berharap bantuan pemerintah. “Jika bisa dilakukan mandiri mengapa harus berharap dari pemerintah," tandasnya. Sama dengan Natal umum, Natal pemuda tidak meriah seperti tahun sebelumnya. Acara hanya diikuti masing-masing pemuda setempat. Dia menjamin, gelaran tahun ini akan berjalan sesuai standar protokol. “Kami sudah bahas terkait teknis pelaksanaan. Jaga jarak, pakai masker dan cuci tangan,” pungkasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: