Disway Kaltim dan 3 Jurnalis Ambil Bagian dalam ASEAN Virtual Hunt
SAMARINDA, nomorsatukaltim.com – ASEAN Virtual Hunt, by Malaysia Tourism baru saja diselenggarakan. Pencanangan melakukan wisata dengan memanfaatkan metode virtual sudah dilakukan negara pemilik Menara Kembar Petronas tersebut.
Tepatnya Jumat (11/12/2020) lalu. Di mana perwakilan dari 9 negara di Asia Tenggara mengikuti lomba. Tak ketinggalan Indonesia. Diwakili oleh 6 tim. Diantaranya: 3 tim asal Jakarta, 1 tim asal Jawa Barat, 1 tim Medan, dan yang terakhir 1 tim asal Kalimantan. Samarinda. Satu-satunya perwakilan. Nah, ada kisah unik kenapa kota tepian dipilih. Alasannya karena Kedutaan Besar Malaysia untuk Indonesia jatuh hati dengan Ibu Kota Provinsi Kaltim ini. Semua bermula saat sang dubes TYT Dato Zainal Abidin Bin Bakar datang 2019 lalu. Dirinya merasa dapat disambut baik dari Wakil Gubernur Kaltim, Hadi Mulyadi. Serta Wali Kota Samarinda, Syaharie Jaang. Beberapa acara pun dibuat khusus untuk menyambut kehadirannya. Seperti acara penyambutan di Desa Budaya Pampang. Kemudian susur Sungai Mahakam menggunakan Kapal Wisata Pesut Bentong. Ia jatuh hati. Terkesima. Pengalaman itu tidak bisa dilupakan. Bahkan saat dirinya kembali ke Jakarta. Penggiat Pariwisata Kaltim Irma Dian Sari menceritakan hal tersebut. Kata Irma Dian Sari yang berasal dari Borneo Kersik Luay, saat menyusuri Sungai Mahakam dengan menggunakan kapal, Dubes TYT Dato Zainal Abidin Bin Bakar merasa jatuh hati dengan Kota Tepian. "Kekayaan alam yang dilihat olehnya, memukau dirinya untuk memiliki kerjasama bilateral antara Indonesia dan Malaysia," ucap Irma Dian Sari menceritakan hal tersebut, Minggu (13/12/2020). Penunjukan langsung untuk tim dari Samarinda pun asalnya dari Dubes tersebut. Melalui Direktur Tourism Malaysia untuk Indonesia, atau Malaysia Tourism Promotion Board Roslan Othman. Hanya diberikan waktu selama 3 hari untuk mempersiapkan segalanya. Irma Dian Sari harus mencari anggota tim. Yang semuanya berasal dari rekan-rekan wartawan Kaltim. Dirinya pun mendapatkan 4 orang anggota. Marga Rahayu wartawan dari RRI, Rusdi wartawan dari Koran Kaltim, Samuel wartawan dari Lensaborneo.com. Dan satu dari media Disway Kaltim. Irma menceritakan, hubungan yang dibangun bersama anggotanya hanya 3 hari. Dan pihak Kedubes Malaysia mengaku terkejut dengan hal itu. "Diiyakan saja sama kita, mereka kaget dan merasa, Wah, Samarinda bersedia ikut, sampai seperti itu," jelas perempuan yang akrab disapa Irma. Tim sudah terbentuk. Selanjutnya urusan teknis. Mencari lokasi untuk mengikuti lomba. Karena kendala tarif yang cukup lumayan untuk menyewa lokasi Co-working Space, akhirnya Irma mengambil jalan pintas. Dengan menerima bantuan dari Bank Kaltim Prioritas. Demi meminjam salah satu ruangan yang mereka miliki. "Dukungan Pemerintah Provinsi Kaltim juga ada saat kami mengikuti lomba Asean Virtual Hunt itu, kami dipinjamkan beberapa atribut dari Dinas Pariwisata. Bersyukur kita sangat didukung," puji Irma. Lalu selama mengikuti lomba di hari-H, tim Samarinda sangat antusias. Tim dengan nama Mahakam Samarinda Team ini mengikuti rangkaian lomba. Raut tegang namun santai terlihat dari mimik peserta. Sepeti Rusdi yang tidak pernah lepas dari layar laptop. Begitu pun peserta lainnya. Wajar saja tegang. Sebab virtual hunt ini menggunakan Google Street view. Ini memberikan pengalaman berbeda. Dimana yang dirasakan para peserta adalah melakukan touring via Google Maps. Dan lokasi Google Streetview tersebut ada di Penang, KL, Malangkawi, Kedah. "Soalnya beragam. Mulai mencari nama-nama tempat berdasarkan pertanyaan yang dibuat dan dikerjakan kadang menggunakan anagram, kadang harus jeli melihat sign board dari Google Streetview juga, tapi kerennya tim Samarinda bisa," lanjutnya. Kepanikan memang terjadi karena beberapa anggota belum ada yang punya pengalaman jalan-jalan ke Malaysia. Tetapi sekali lagi, pujian diberikan Kedubes Malaysia untuk peserta asal Samarinda. "Karena walaupun rata-rata anggota belum pernah kesana, tapi mereka bisa mengikuti dan bisa masuk di pola permainan,. Saya juga saat itu sempat ditelpon oleh pihak Dubes Malaysia dan menanyakan situasi tim Samarinda. Jadi mereka mendengar suasana paniknya kita, tapi seru" terang Irma. Irma melanjutkan, ekspresi wajah anggota Mahakam Samarinda Team saat itu sangat beragam. Rusdi serius berpikir. Samuel selaku navigator Google Streetview menaruh konsentrasi penuh. Marga yang ikut berpikir memikirkan jawaban dan men-submitnya. Suasana berjalan lancar. Sampai akhirnya waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal habis. Dua jam tiga puluh menit dilalui dengan situasi yang campur aduk. Sambil mengoreksi jawaban masing-masing tim yang ikut serta, akhirnya perolehan jawaban didapatkan. Samarinda mendapatkan 23 jawaban benar. Dan sekali lagi, itu diapresiasi oleh pihak Kedubes Malaysia. "Karena gitu, anggota-anggota kita belum ada pengalaman tapi bisa menjawab segitu, itu sangat dihargai sama mereka (penyelenggara dan Dubes Malaysia)," tambah Irma yang juga kapten tim Mahakam Samarinda. Walaupun tidak mendapatkan juara 3 besar. Namun jelas Irma, Mahakam Samarinda Team termasuk yang 10 besar terbaik se-Asean. Dan pernyataan itu juga disampaikan pihak penyelenggara serta Dubes Malaysia. Pembuktiannya, foto dari 10 tim terbaik dipajang di Dubes Malaysia untuk Indonesia. Dan Mahakam Samarinda Team termasuk di dalamnya. "Penunjukan langsung, walaupun tidak juara tapi mereka sangat antusias. Terbaik sepuluh besar, itu yang kita peroleh dengan kesiapan yang minim. Tapi siapa sangka, kemampuan kita dipuji-puji. Kekayaan alam kita dikagumi. Kita harus bangga dengan ini," tandas Direktur Eksekutif Badan Promosi Pariwisata Daerah periode 2015-2019 ini. (nad/boy/yos)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: