Semakin Abai

Semakin Abai

TANJUNG REDEB, DISWAY – Kasus terkonfirmasi COVID-19 di Bumi Batiwakkal terus meningkat. Bahkan, dalam sepekan terakhir, terjadi penambahan sebanyak 59 orang positif dari total 100 pasien yang dirawat. Masyarakat seperti mulai abai dengan protokol kesehatan.

Dalam sepekan terakhir tersebut, penularan dari sumber yang belum diketahui terus bertambah, meski tidak sebanding dengan jumlah pasien terkonfirmasi dari klaster, ataupun pelaku perjalanan. (lihat grafis) Kepala Dinas Kesehatan Berau, Iswahyudi membenarkan, penambahan itu berasal dari beberapa sumber. Mulai dari pelaku perjalanan, sumber penularan tidak diketahui, kontak erat pasien terkonfirmasi, hingga klaster. Iswahyudi mengaku kebingungan atas kembali banyaknya naiknya kasus terkonfirmasi di Berau. Padahal, pihaknya terus melakukan upaya pencegahan ataupun penjaringan terhadap pasien positif COVID-19. “Saya bingung kenapa hal seperti ini terus terjadi. Padahal, kami setiap hari mengingatkan masyarakat pentingnya protokol kesehatan,” ujarnya kepada Disway Berau, Minggu (13/12). Dikatakannya, telah menggunakan beberapa cara untuk memberikan imbauan kepada masyarakat, mulai dari media sosial, pesan siaran grup WhatsApp, hingga di media cetak. Hampir setiap saat pihaknya mengingatkan tentang bagaimana menerapkan 3M. Yakni, Memakai masker, Menjaga jarak dan Mencuci tangan menggunakan sabun di air mengalir. “Kami hampir kehabisan cara untuk mengingatkan masyarakat tentang itu,” katanya. Menurutnya, banyak dari masyarakat yang mengabaikan protokol kesehatan. Padahal, untuk mengantisipasi penyebaran itu, kuncinya adalah disiplin penerapan protokol kesehatan. “Cukup pakai 3M, Insya Allah bisa memutus rantai penyebaran COVID-19,” ungkapnya. Dikatakannya, ruang isolasi RSUD dr Abdul Rivai Tanjung Redeb telah penuh. Begitu juga dengan ruang penampungan di Poltek Sinarmas. Dengan demikian, butuh kesadaran masyarakat agar apa yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dan tenaga medis tidak sia-sia. “Kalau terus bertambah, penangan bisa tidak maksimal. Bahkan, bisa membahayakan tenaga medis yang bekerja. Sudah banyak yang drop kerena kewalahan menangani banyaknya pasien terkonfirmasi,” ungkapnya. Dengan penuhnya ruang isolasi RSUD dr Abdul Rivai, pihaknya sedang berupaya untuk mencari alternatif lain. Yakni, dengan memanfaatkan hotel atau bahkan Hotel Cantika Swara, akan dibuka kembali menjadi rumah sakit darurat.“Ada kemungkinan seperti itu,” tegasnya. Yang menjadi perhatiannya saat ini adalah banyaknya masyarakat yang tertular dari sumber yang tidak diketahui. Bahkan, dirinya berpandangan bahwa, banyak di luar sana masyarakat yang sudah positif COVID-19, namun tidak terjaring. “Saya ada mendapat laporan dari beberapa dokter, ada masyarakat yang diminta untuk swab test, tapi menolak. Bahkan, ada yang reaktif, namun kabur dari rumah sakit,” bebernya. Dikatakannya, hal tersebut lah yang diduga menjadi sumber penularan. Banyak masyarakat seolah masa bodoh dengan persoalan ini, dan berlaku seenaknya. “Nanti kalau sudah parah baru ke rumah sakit. Dan ujung-unjungnya tidak dapat tertolong,” tuturnya. Lanjut Iswahyudi, jika kasus terkonfirmasi COVID-19 terus bertambah, maka tidak menutup kemungkinan kafe ataupun tempat hiburan malam, bakal kembai ditutup. “Nanti akan kami laporkan masalah ini ke Plt Bupati. Agar menjadi pertimbangan untuk mengambil keputusan,” bebernya. Menurutnya, akan lebih bagus jika tempat nongkrong di non-aktifkan kembali. Karena, Dia berkeyakinan bahwa salah satu tempat yang paling aktif untuk penularan adalah tempat nongkrong tersebut. “Kami sudah laporkan itu ke Plt Bupati, dan kemungkinan kami akan lakukan rapat soal itu,” tegasnya. Terkait anggaran COVID-19, diakuinya tidak terbatas. Walaupun, jika plafon anggaran yang tersedia tidak mencukupi untuk penanggulangan COVID-19, maka akan dicarikan dari anggaran lain. “Anggaran masih mencukupi. Kan ada Rp 135 miliar tuh, yang sisanya Insya Allah cukup banyak,” ujarnya. Karena penanganan COVID-19 di Berau cukup baik, Berau mendapatkan bantuan dari Pemerintah Pusat, melalui Dana Insentif Daerah (DID) sebesar Rp 8 miliar. Dana itu hanya boleh dipergunakan untuk penanganan COVID-19, mulai dari sektor kesehatan maupun ekonomi. “Dana itu sebagian, kami prioritaskan untuk pembangunan laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) di RSUD dr Abdul Rivai,” ucapnya. Sementara itu, Plt Bupati Berau Agus Tantomo mengaku, untuk anggaran penanganan COVID-19 di Kabupaten Berau, masih aman. "Masih ada, saya lupa berapa," ujarnya melalui pesan singkat WhatsApp. Ketika ditanya, apakah untuk tahun 2021 mendatang, Pemkab Berau akan menganggarkan di APBD untuk penanganan COVID-19. Pria yang akrab disapa Agus ini mengatakan, besar kemungkinan akan dianggarkan, terutama untuk pembelian vaksin. "Insya Allah, untuk vaksin," katanya. Terkait berapa anggaran yang akan disiapkan nanti, pihaknya akan merapatkan satuan tugas (Satgas) penanganan dan penanggulangan COVID-19 di Kabupaten Berau, dalam waktu dekat."Itu baru mau kami rapatkan dalam waktu dekat. Kemungkinan dalam pekan-pekan ini," jelasnya. Ingatkan Jangan Abai Protkes Ketua DPRD Kalimantan Timur Makmur HAPK mengingatkan, masyarakat Berau, terkait pentingnya menerapkan protokol kesehatan. Apalagi kasus penambahan COVID-19 terus meningkat di Kabupaten Berau. "Aturan yang diberikan pemerintah untuk mencegah COVID-19 jangan diabaikan. Karena ini menyangkut kesehatan dan keselamatan masyarakat bersama," ujarnya beberapa hari lalu. Lebih lanjut dikatakannya, dalam protokol kesehatan sudah jelas diatur bahwa masyarakat wajib menggunakan masker ketika beraktivitas di luar rumah, menjaga jarak, tidak berkurumun, hingga mencuci tangan. Semua itu kata dia, harus dipatuhi agar tidak menyebabkan virus COVID-19 bertambah banyak di Kabupaten Berau. "Masyarakat sekarang harus disiplin menjalankannya. Jangan anggap enteng Pandemik ini," jelasnya. Dirinya juga meminta kepada pemerintah kabupaten, agar dapat menerapkan aturan dan tindakan tegas kepada siapa saja yang melanggar protokol kesehatan. Jangan sampai kata dia, upaya pencegahan hanya dilakukan satu pihak saja, tanpa ada dukungan dari masyarakat. Dirinya percaya, kasus penularan COVID-19 dapat ditekan apabila, seluruh elemen masyarkat dan pemerintah daerah memiliki visi yang sama. Yakni mencegah penularan COVID-19 di Bumi Batiwakkal. "Kalau hanya tim dari satgas (Satuan tugas) saja tentu sangat susah tanpa didukung oleh masyarakat. Jadi memang dua elemen ini harus sama-sama menjaga diri dan lingkungannya agar COVID-19 dapat dicegah," tuturnya. Bahkan, dalam setiap resesnya, Makmur selalu menyampaikan dan mengkampanyekan pencegahan COVID-19. Sebab menurutnya, COVID-19 merupakan penyakit menular yang sangat mudah menular dan berbahaya. Belum lagi, dampak dari pandemik itu juga dapat mempengaruhi hampir seluruh kegiatan sosial masyarakat. Sehingga pencegahannya tidak dilakukan bersama-sama, akan sulit menekan penularannya. Makmur juga meminta, peran orang tua, juga wajib menjadi guru bagi anak-anaknya yang kini masih menerapkan sekolah online. Dirinya pun mengajak masyarakat mendukung penuh pemerintah kabupaten dalam mencegah penularan COVID-19 lebih luas lagi. "Kita semua harus berkomitmen membantu pemerintah. Agar Pandemik COVID-19 dapat mereda," pungkasnya. *FST/*ZZA/APP

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: