Jumlah Penumpang Turun, Bandara SAMS Sepinggan Rugi 30 Miliar

Jumlah Penumpang Turun, Bandara SAMS Sepinggan Rugi 30 Miliar

Suasana di pintu kedatangan Bandara SAMS Sepinggan. Semester pertama tahun ini tercatat terjadi penurunan penumpang sebesar 27 persen dibanding periode sama tahun lalu. (Darul/diswaykaltim.com)

Balikpapan, DiswayKaltim.com — PT Angkasa Pura I sebagai operator Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan memproyeksikan kerugian hingga Rp 30 miliar.

Kerugian itu sebagai dampak menurunnya jumlah penumpang pesawat. Berdasarkan data PT Angkasa Pura I Balikpapan, pada semester I/2019 turun sebesar 27,1% dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya. Jumlah penumpang pada enam bulan pertama tahun ini hanya 2.614.289. Sementara tahun lalu masih mencapai 3.587.781 orang.

Kerugian itu juga disumbangkan dari penurunan jumlah penerbangan pesawat dan kargo. Masing-masing sebesar 29,4 persen dan 27,5 persen.

Sementara itu dari sisi pergerakan pesawat turun hingga sekitar 10 ribu jadwal. Menjadi hanya 23.754 dari sebelumnya 33.629 kali.

“Kami juga sedang mencari terobosan untuk mengantisipasi dampak penurunan penumpang dengan mengundang airlines asing. Selain itu juga bekerja sama dengan travel peningkatan umroh,” kata General Manager PT Angkasa Pura I Sepinggan Balikpapan Farid Indra Nugraha.

Sepanjang 2018,  Bandara Sepinggan telah melayani total sebanyak 7,5 juta penumpang. Pengoperasian bandara baru di APT Pranoto di Samarinda,  turut berdampak terhadap penurunan penumpang.

Dia memaparkan, saat ini APT Pranoto tercatat melayani 40 take off-landing dengan 20 jadwal penerbangan serta 5.500 penumpang per hari. Dampaknya, tahun ini SAMS Sepinggan mulai merasakan penurunan penumpang tersebut  sampai 40 persen.

Adapun penurunan jumlah penumpang tersebut juga turut berimbas pada kerugian pendapatan yang dialami AP I pada tahun ini. Farid memperoyeksikan tahun ini pihaknya mengalami kerugian besar senilai Rp 30 miliar setelah tahun lalu membukukan pendapatan positif senilai Rp48 miliar.

“Keuntungannya minus. Tergerus rugi  masih berjalan sekitar Rp 25 sampai Rp 30 miliar. Padahal target pendapatan dipatok Rp50 miliar,” kata Farid pada Rabu (11/9/2019).

Angkasa Pura I Operator Pertama Terakreditasi ASQ di Asia Pasifik

Lebih jauh, AP I menilai hal tersebut disebabkan bisnis bandara yang membutuhkan titik pertumbuhan ekonomi baru untuk meningkatkan kinerja. Namun belum adanya titik pertumbuhan baru hingga saat ini membuat kue penerbangan yang ada akan terbagi.

“Dengan proses kegiatan pembangunan  sebagai dampak ibu kota, kami asumsikan tahun depan ada kenaikan sekitar 9%. Sehingga diperkirakan 5 tahun lagi kinerjanya diharapkan bisa sama seperti pada 2018 lalu yang bisa melayani 7,5 juta,” tekannya.

Adapun, saat ini komposisi pendapatan API terdiri atas 60% bisnis penerbangan dan 40% layanan di luar penumpang. Pertumbuhan bisnis non-aero cukup baik tetapi belum bisa menopang kinerja secara keseluruhan. Kendati merugi, fokus perusahaan pelat merah ini adalah menjaga standardisasi pelayanan.

Pasca pengumuman lokasi ibu kota baru di Kalimantan Timur, dari sisi pergerakan lalu lintas penumpang belum mengalami lonjakan signifikan.

Namun, pergerakan aktivitas bisnis telah terpantau meningkat secara perlahan. Dari sebelumnya sebanyak 7.000 penumpang per hari menjadi 7.300 penumpang per hari. (k/fey/eny)

Runway Diperpanjang, Terminal Lama Bandara Sepinggan Kembali Difungsikan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: