Penerbangan Domestik Turun 53 Persen

Penerbangan Domestik Turun 53 Persen

Samarinda, nomorsatukaltim.com - Jumlah penumpang angkutan udara domestik di Kaltim pada Oktober lalu naik 30,08 persen dibanding bulan sebelumnya (month-to-month). Di bulan kesepuluh ini, kenaikan itu terjadi sebanyak 102,53 ribu orang.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kalimantan Timur (BPS Kaltim) peningkatan jumlah penumpang ini terjadi di Bandara Kalimarau Berau 127,00 persen, APT Pranoto Samarinda 35,91 persen, dan SAMS Sepinggan Balikpapan 22,67 persen. Sedangkan penurunan jumlah penumpang terjadi di Bandara Melalan Kutai Barat 24,35 persen. Dan Datah Dawai Mahakam Hulu 2,27 persen. Untuk bandara Badak Bontang jumlah penumpang masih menunjukkan angka nol. Karena tidak adanya penerbangan. Jumlah penumpang domestik terbesar ada di SAMS Sepinggan Balikpapan. Yaitu, mencapai 73,15 ribu orang. Atau, 71,35 persen dari total penumpang domestik. Diikuti APT Pranoto Samarinda sebanyak 20,73 ribu orang, atau 20,22 persen. Untuk tahun ini, jumlah penumpang angkutan udara domestik dari Januari hingga Oktober ini sebanyak 1.084,90 ribu orang. Yang berarti hal ini mengalami penurunan 53,15 persen dibanding periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy), sebanyak 2.315,86 ribu orang. Tercatat di SAMS Sepinggan Balikpapan mencapai 761,38 ribu orang. Atau 70,18 persen dari keseluruhan penumpang domestik. "Iya benar. Terus disusul APT Pranoto sebanyak 231,35 ribu orang atau 21,32 persen," ucap Kepala BPS Kaltim Anggoro Dwitjahyono, Jumat (4/12). Anggoro Dwitjahyono menyampaikan, jumlah penumpang angkutan udara ke luar negeri atau internasional di Oktober ini masih belum ada perkembangan apapun. Alias nol penerbangan dari April lalu. Bandara yang melakukan penerbangan ke luar negeri di Provinsi Kaltim hanya Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan. Yang terakhir melayani sebelum April. Anggoro melanjutkan, selama Januari sampai Oktober, jumlah penumpang angkutan udara ke luar negeri, baik menggunakan penerbangan maupun asing mencapai 4,67 ribu orang. Atau turun 82,04 persen. "Dibanding jumlah penumpang pada periode yang sama tahun sebelumnya (yoy)," terang Anggoro. Sementara jumlah penumpang angkutan laut dalam negeri di Oktober ini tercatat hanya mencapai 10,74 ribu orang saja. Atau turun 26,86 persen dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month). Peningkatan jumlah penumpang terjadi di Pelabuhan Lhok Tuan dan Tanjung Laut. Sebanyak 34,40 persen. Sedangkan, penurunan terjadi di Pelabuhan Samarinda senilai 38,31 persen. Juga Pelabuhan Semayang yakni 13,85 persen. Selama Januari sampai Oktober ini, jumlah penumpang angkutan laut dalam negeri mencapai 131,57 ribu orang. Atau turun 61,48 persen dibanding periode yang sama tahun lalu (yoy). Dikatakan Anggoro, penurunan jumlah penumpang terjadi diseluruh pelabuhan yang diamati. Yaitu, pelabuhan Lhok Tuan dan Tanjung Laut 69,70 persen, Semayang 69,52 persen, dan Samarinda 35,87 persen. Pengamat Ekonomi Kaltim Purwadi mengatakan, memang pandemi akan memberikan dampak baik dari transportasi udara, laut, dan darat. Kemudian sikap dari stakeholder terkait juga diminta Purwadi harus bisa tegas. Khususnya dalam menjalankan aturan protokol kesehatan (Prokes) yang diterapkan di bandara, pelabuhan, dan terminal-terminal. Purwadi mengkritisi kebijakan pemerintah soal protap kurang dijalankan dengan tegas oleh tim pengawas. Khususnya dari dinas-dinas yang seharusnya menjalankan fungsi untuk mengawasi. Berdasarkan pengalamannya, Purwadi menceritakan beberapa bandara memang menerapkan prokes saat awal masuk. Namun ketika berada di dalam pesawat, posisi duduk tetap rapat dan tidak ada jarak. "Hari Minggu kemarin, saya terbang, di dalam (pesawat) itu duduknya tetap jejer bertiga tuh," ungkap Purwadi saat dihubungi melalui telepon seluler, Minggu (6/12). Purwadi menyayangkan hal tersebut. Bahkan ia mengaku kaget. Lantaran penerapan prokes yang seolah-olah digaungkan dengan baik, ternyata tidak diterapkan sesuai dengan gaungannya. "Bahkan ada bapak-bapak disebelah saya juga berkomentar soal itu, katanya dia memang sudah dari dulu begini," celetuknya. Purwadi menyarankan jika prokes juga harus diawasi hingga ke dalam pesawat. Tentu jaminan itu dinilai Purwadi akan menambah daya tarik bagi tiap maskapai. Karena akan menimbulkan kepercayaan dari masyarakat. "Kalau diperiksa cuma sampai masuk pesawat saja, terus di dalam sama saja kayak sebelumnya, yah percuma dong rapid test kita lakukan pas masuk bandara. Siapa yang bisa menjamin kita tidak tertular jika kursi berdekatan seperti itu? Harusnya di dalam (pesawat) juga ada (pengawas)," sambat Purwadi. (nad/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: