Memelihara Solidaritas Lewat Komunitas Vespa, Pesec: 1 Vespa Sejuta Saudara

Memelihara Solidaritas Lewat Komunitas Vespa, Pesec: 1 Vespa Sejuta Saudara

Pesec sendiri memang tidak hanya bergerak secara otomotif. Orang-orang di dalamnya juga memiliki kesadaran sosial di tengah masyarakat. Karena memang itu sejatinya marwah yang dijunjung tinggi paguyuban Vespa.

"Kami juga bergerak sosial seperti di tahun 2017. Kawan-kawan Pesec membangun MCK (mandi cuci kakus) bersama Babinsa di Desa Giripurwa. Tahun 2018 kami juga kegiatan berbagi di panti asuhan di Kelurahan Nenang dan Kelurahan Gunung Steleng," urainya.

Itu baru sebagian saja. Yang pasti komunitas ini aktif di masyarakat. Baik dalam menjalankan program sendiri, pun berpartisipasi dalam kegiatan sosial kelompok lain.

Seperti yang baru-baru ini. Pada September 2020, saat pandemi mewabah, kala masyarakat terbatasi, Pesec membesut sebuah gerakan. Namanya #SAVEPPU. Sebenarnya itu akronim, dari Suka Vespa Penajam Paser Utara.

Gerakan ini dipakai untuk menggandeng semua biker yang ada di PPU dan Paser. Mengadakan touring kecil-kecilan. Dari wilayah Paser hingga ke PPU. Ada pos-pos mereka berhenti di tiap tempat. Di situ mereka mengadakan bakti sosial. Mulai pungut sampah dan berbagi ke warga yang kurang mampu.

Poin yang ingin mereka sampaikan ialah semangat. "Meski keadaan rasanya lagi susah, kita semua tidak boleh patah semangat," ujar Adi.

Adi menilai, Pesec tidak memiliki misi atau pun visi yang tetap. Itu tandanya komunitas ini terus bertumbuh. Tandanya juga diisi oleh orang-orang kreatif. Yang pasti kunci utamanya ialah solidaritas.

Vespa diyakini juga mampu mengajarkan banyak hal. Mulai kebersamaan tanpa batas, dan menilai sesuatu hal tidak hanya dari satu sisi.

"Kalau lagi touring, kita bisa melihat banyak keadaan masyarakat," ucapnya.

Tergambar pula dari para anggota Pesec yang berlatar belakang profesi dan status sosial yang berbeda. Ada pengusaha, karyawan perusahaan, pegawai negeri sipil (PNS), anak sekolahan, serta personil TNI-Polri.

"Tak ada yang diistimewakan. Semua sama. Sama rasa, sama rata. Makan bersama, lapar bersama. Kalau tidur di emperan, yang semua tidur di emperan," tegasnya.

Hingga kini, Pesec sudah beranggotakan tak kurang dari 50 biker. Tapi jumlah Vespanya, jelas lebih dari itu. Adi saja memiliki 8 Vespa. Yang semuanya diklaim favorit.

Termasuk Vespa pertamanya yang ia beli dengan harga Rp 2 juta. Yang usianya jauh lebih tua darinya, tipe Super tahun 1974. Itu 2009 silam. Waktu di mana ia mulai mencintai kendaraan eksotik ini. Mulai dari setiap lekukannya, hingga ke tiap anatominya.

"Ganteng maksimal aja kalau make Vespa. Berasanya begitu," kata Adi sambil cengar-cengir.

Pesec juga tak pernah menutup pintu masuk bagi anggota baru. Siapa saja boleh gabung. Tak ada syarat khusus juga. Tapi yang penting, punya Vespa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: