Geliat Bisnis Hotel Panen Hunian di Akhir Tahun

Geliat Bisnis Hotel Panen Hunian di Akhir Tahun

Samarinda, Nomorsatukaltim.com – Bisnis perhotelan di Kalimantan Timur menjelang akhir tahun ini mulai bergairah. Terutama di Balikpapan. Kenaikan tingkat hunian hotel hingga 15 persen. Naik 10 persen ketimbang triwulan II yang hanya 5 persen saja kenaikannya.   

Sekretaris Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia Kalimantan Timur (PHRI Kaltim), Muhammad Zulkifli mengatakan, Balikpapan mengalami dampak positif dari gembor-gembornya pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di wilayah Kaltim. Ia memprediksi kenaikan okupansi ini bisa terus meningkat dan konsisten. Untuk saat ini, awal Desember, kenaikan sudah terjadi hingga 8 persen. Bahkan saat dihubungi Nomorsatu Kaltim Kaltim dan nomorsatukaltim.com ia mengaku bisa sampai 12 persen kenaikan tingkat hunian bulan ini.

"Ini baru awal, kita yakin pasti naik, apalagi akhir tahun. Biar orang awam pun pasti berpikir akan naik," ucapnya saat dihubungi melalui telepon seluler, Jumat (4/12/2020) kemarin. Zulkifli berharap, akhir tahun bisa menjadi penentu kenaikan okupansi. Lantaran, adanya cuti bersama. Dan masyarakat akan berlibur dan menginap. Senada dengan Ketua PHRI Samarinda Lenny Marlina. Ia mengakui terjadi kenaikan okupansi di Kota Tepian. Angkanya mencapai 8 persen di awal Desember ini. Lenny optimistis akhir tahun nanti peningkatannya bisa hingga 12 persen. Keyakinannya itu lantaran ditunjang libur panjang di akhir tahun. Namun, penurunan juga bisa terjadi nanti pada awal tahun 2021. Bulan Januari. Ini karena faktor konsentrasi masyarakat yang tidak pada keinginan untuk berlibur. "Karena pas itu kan ada beberapa anggaran juga belum keluar, terus pihak orang tua menyiapkan pendidikan anak-anak karena sudah bertatap muka, bisa saja mereka (orang tua) lebih menyiapkan itu semua (pendidikan anak) dibanding liburan," pungkasnya. Sertifikasi CHSE  Menurut Zulkifli, saat ini para penyedia jasa akomodasi itu tengah mengusahakan penerapan sertifikasi CHSE (Cleanlines, Health, Safety and Environment Sustainability). Sebagai pengakuan protokol kesehatan yang diterapkan di hotel tersebut. Ia berharap adanya sinergitas dari pemerintah provinsi juga daerah. Kampanye dialogis untuk hotel dan destinasi mesti dilakukan. "Karena kan logikanya jika sudah disertifikasi, terus apa? Kampanye kan perlu untuk menggugah orang biar datang, sinergitas soal itu perlu. Sertifikasi CHSE itu penting dan dikampanyekan," terangnya. Mengenai sertifikasi CHSE, Ketua PHRI Samarinda Lenny Marlina menganggap hanya sebagai pelengkap saja. Karena, sebelum-sebelumnya, penerapan protokol kesehatan (Prokes) di Kota Tepian sudah lebih dulu dilakukan. "Jadi sebenarnya bagus saja, untuk penegasan," katanya saat dihubungi di hari yang sama. (nad/dah)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: