UMKM Harus Naik Kelas

UMKM Harus Naik Kelas

Balikpapan, nomorsatukaltim.com – Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) terus didorong melakukan ekspor. Hal ini untuk merealisasikan pembangunan ekonomi secara inklusif dan berkelanjutan.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Timur salah satu yang konsen akan hal ini. Dengan meluncurkan program-program unggulan. Seperti akademi ekspor Kaltim. Program tersebut bertujuan mengajak UMKM untuk mampu naik kelas menjadi UMKM go ekspor. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Timur Tutuk SH Cahyono menjelaskan, program yang diluncurkan tersebut merupakan kelanjutan pelatihan Bagaimana Memulai Ekspor (BME).  Yang diselenggarakan bersama Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI), baru-baru ini. “Bekerjasama dengan Kementerian Perdagangan. Yang merupakan bentuk sinergi dengan beberapa lembaga lain terkait dengan ekspor dan pembiayaan ekspor khususnya untuk Kaltim,” jelas Tutuk SH Cahyono dalam acara Aksi UMKM 4.0 – Akselerasi dan Sinergi Digitalisasi, Senin (30/11). Program ini nantinya akan ada pelatihan dan pendampingan terhadap UMKM yang dilatih. “Pelatihan dan pendampingan dalam waktu yang mencukupi kepada UMKM agar mampu naik kelas menjadi UMKM go ekspor,” sebutnya. Tahun ini tercatat terdapat 30 UMKM yang telah dilatih. Selanjutnya pada 2021 juga jumlah yang sama. “Tahun depan juga sekitar itu tetapi lebih intensif,” kata Tutuk. Selain meluncurkan program akademi ekspor, dua program unggulannya juga turut serta diluncurkan. Yaitu online e-katalog www.laminetam.id, dan pojok digitalisasi informasi dan UMKM BI Kaltim. Tutuk mengatakan, dari beberapa program unggulan tersebut menjadi kolaborasi untuk meningkatkan literasi dan kapasitas stakeholder. Rencananya akan dimulai tahun 2021. “Yang diharapkan tepat sasaran dan dirasakan manfaatnya seluruh stakeholder,” ujarnya. Dalam peluncuran program unggulan tersebut juga dihadiri Deputi Gubernur Bank Indonesia Doni P Joewono dan Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki. Di kesempatan itu, Doni P Joewono menyambut baik program-program yang telah dilaksanakan. Dengan tujuan UMKM digital yang memiliki kekuatan mewujudkan ekonomi inklusif dan berkelanjutan. “Program ini diharapkan bisa dikembangkan pada 46 Kantor Perwakilan Bank Indonesia di dalam negeri,” tukas Doni P Joewono. Menurutnya, meski pada triwulan II-2020 tertekan, namun ke depan ekonomi menunjukkan perbaikan. Secara tahunan menurut data WED IMF memerkirakan perekonomian minus turun tajam dari tahun 2019. Hal ini juga terjadi pada dalam negeri. Di mana masih kontraksi walaupun terjadi perbaikan. “Di triwulan III kita sudah mengalami perbaikan kontraksinya membaik. Kemudian di tingkat regional yaitu Kalimantan dan Kaltim searah dengan nasional,” kata dia. Pihaknya mengharapkan pada triwulan IV perekonomian akan lebih baik dari triwulan sebelumnya. Dan tentunya di tahun 2021 juga lebih baik lagi. “Kabar baik juga, adanya komitmen permintaan batu bara yang besar dari China yang akan mendorong perekonomian Indonesia akan lebih baik,” ujar Doni P Joewono yang memaparkan ekonomi nasional dan Kaltim. Dalam kesempatan itu, Bank Indonesia juga menyampaikan beberapa langkah penanganan stabilitas dan pemulihan ekonomi nasional. Salah satunya digitalisasi dan percepatan ekonomi serta keuangan digital. Dari survei yang dilakukan Bank Indonesia bahwa selama pandemi 93,2% UMKM terdampak negatif dari sisi penjualan. Dia mengatakan, beberapa langkah strategi dilakukan untuk mendorong UMKM digital. Mengapa harus memanfaatkan digital. Hal itu untuk meningkatkan kapasitas produksi, pemasaran, pembiayaan dan pembayaran. “Model digitalisasi UMKM yaitu e-Producing, e-Commerce, e-Financing, dan d-Payment. Dalam penggunaan digitalisasi sangat bisa dilakukan. Karena ekosistem pendukung telah tersedia. Yaitu tersedianya infrastruktur jaringan, logistik, jasa pembayaran dan keuangan,” beber Doni P Joewono. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menilai perlu menggerakkan ekonomi yang mungkin satu sampai dua tahun ke depan kekuatan ekonomi akan lebih banyak digerakkan pada ekonomi kekuatan domestic, yaitu UMKM. “Saat ini yang existing 99 persen pelaku usaha adalah UMKM. Dengan tingkat penyerapan tenaga kerja 97 persen,” sebut Teten. Karena itu menjadi penting bagaimana di tengah ekonomi global yang melemah. Dibutuhkan kekuatan UMKM dan harus segera diperkuat. Menurutnya, program dan tema dalam acara digitalisasi sejalan dengan program Kementerian Koperasi dan UKM. Yaitu percepatan digitalisasi koperasi dan UMKM. “Bukan hanya mengakses market, tapi juga akses bisnis dan sistem pembiayaan,” tukas Teten. Dalam kesempatan itu, pihaknya juga menyebutkan bahwa UMKM yang sudah terhubung dengan platform digital sebanyak 16%. “Ini kemajuan luar biasa. Karena di awal tahun 13%. Sehingga target 10 juta di akhir tahun sudah terpenuhi,” ujarnya. Karena di tengah pandemi ada perubahan perilaku dengan belanja online. “Ada percepatan yang luar biasa. Pola konsumsi berubah tidak hanya pandemi tapi ke depan harapannya menjadi tren belanja lewat online.” Untuk itu, pihaknya menambahkan, perlu mempersiapkan UMKM agar segera mendominasi marketplace. Digitalisasi mempermudah UMKM mengakses pembiayaan. “Memang aset menjadi kendala. Coba dicari kegiatan bisnis untuk mengakses pembiayaan,” imbuhnya. (fey/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: