Januari, Vaksin COVID-19

Januari, Vaksin COVID-19

TANJUNG REDEB, DISWAY – Rencana pemerintah pusat untuk memberikan vaksin COVID-19 ke Kalimantan Timur (Kaltim), semakin pasti. Bahkan, perdistribusian vaksin itu dijadwalkan pekan ke-3, Januari 2021.

Kepala Dinas Kesehatan Berau, Iswahyudi mengatakan, pihaknya telah mengikuti pertemuan dalam jaringan (daring) dengan sejumlah menteri, membahas pendistribusian vaksin tersebut. Informasi yang diperoleh, Januari, vaksin akan dibagikan ke seluruh penjuru negeri. Vaksin dibagi menjadi dua skema. Yang pertama, adalah skema yang dibiayai oleh pemerintah dan yang kedua dibiayai oleh swasta atau mandiri. Untuk skema yang dibiayai pemerintah, diprioritaskan bagi tenaga kesehatan, TNI-Polri atau kelompok rentan. “Jadi yang pelayanan publik akan dibiayai oleh pemerintah,” ujarnya kepada Disway Berau, Minggu (30/11). Sementara, untuk perusahaan atau masyarakat mampu akan dialihkan untuk skema pembiayaan mandiri atau swasta. “Itu sudah dijelaskan oleh Kementerian Kesehatan pada saat kami mengikuti meeting zoom,” katanya. Lanjutnya, untuk tarif sekali vaksin, belum diinformasikan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Bahkan, jenis vaksin dan dari mana asal vaksin itu pun pihaknya belum mengetahui. “Kami pun belum tahu harganya berapa, dan bagaimana bentuknya,” ungkapnya. Ditegaskannya, vaksin yang akan didistribusikan telah diperiksa oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), serta Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk kehalalannya. “Insya Allah vaksin itu aman,” tuturnya. Diketahui, vaksin telah diuji coba sebanyak tiga kali. Yang pertama, vaksin kepada hewan. Vaksin kedua, diuji coba kepada manusia dengan jumlah kecil, dan vaksin ketiga pun telah disuntikan ke manusia dengan jumlah cukup banyak. “Saat ini vaksin itu sudah dapat izin edar. Berarti sudah aman,” tegasnya. Iswahyudi menyebutkan, belum mengetahui sifat vaksin COVID-19 tersebut. Apakah ada masa aktifnya atau tidak. Jika vaksin itu memiliki masa aktif, maka setiap orang yang melakukan vaksin akan dilakukan vaksin kedua. Namun, jika vaksin itu bersifat permanen, maka tidak akan dilakukan lagi. “Yah kita belum tahu. Karena ada beberapa sifat vaksin yang berbeda-beda,” jelasnya. */fst/app

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: