Pabrik Narkoba di Gudang Sekolah, Kadisdik Sesalkan
Pandemi membuat aktivitas di sekolah ditiadakan. Pembelajaran seluruhnya dilakukan secara daring. Momen sepinya sekolah ini dimanfaatkan K (49) untuk membuat “pabrik” di dalam gudang. Belakangan diketahui, itu merupakan pabrik narkoba yang memproduksi pil koplo jenis dobel L.
nomorsatukaltim.com - SUDAH sebulan K memproduksi obat-obatan terlarang tersebut di dalam gudang salah satu sekolah yang berada di Jalan Aminah Syukur, Kelurahan Karang Mumus, Kecamatan Samarinda Kota. Pekerjaannya sebagai penjaga sekolah, memudahkannya untuk mengawasi dan menyembunyikan praktik kotornya. Namun Sabtu (28/11/2020) malam itu, ia tertangkap basah oleh Satreskoba Polresta Samarinda yang membongkar “home industry” pil koplo tersebut. Dalam operasi itu, petugas berhasil mengamankan ribuan pil dobel L siap edar, bahan baku, beserta alat produksinya. Kasat Reskoba Polresta Samarinda, AKP Andika Dharma Sena mengatakan, pelaku beserta barang bukti kini telah ditahan di Mapolresta Samarinda. Disebutkan, terungkapnya pabrik obat keras yang masuk dalam daftar G (Gevaarlijk) tersebut, berangkat dari informasi masyarakat. Laporan itu kemudian diselidiki lebih lanjut. Setibanya di lokasi yang telah disebutkan, polisi berpakaian sipil langsung menyergap K dengan dilanjutkan penggeledahan. Pria 49 tahun ini tak dapat berkutik di hadapan petugas. Ia lalu diminta menunjukkan lokasi pembuatan pil dobel L. Warga Kelurahan Sidodamai, Kecamatan Samarinda Ilir ini kemudian mengantarkan petugas ke gudang kecil yang terdapat di sekolah. Di sana, petugas menemukan alat pencetak pil koplo berupa oven, bahan baku, beserta ribuan dobel L yang dikemas dalam plastik bening. "Belum kami hitung jumlahnya ada berapa pil. Nanti kami sampaikan. Yang kami amankan ada banyak, mulai dari alat pembuat sampai bahan bakunya ada," terangnya. Sena --sapaan karibnya- mengatakan, pelaku memanfaatkan situasi pandemi COVID-19 untuk memproduksi dobel L. Dengan mengubah gudang sekolah menjadi pabrik penghasil obat keras tersebut. Kepada polisi, pelaku mengaku sudah 5 tahun bekerja sebagai penjaga di sekolah tersebut. Sedangkan aktivitas meracik dobel L baru berlangsung satu bulan terakhir. "Selama ini (pelaku) memanfaatkan situasi COVID-19 untuk memproduksi pil dobel L. Seperti kita ketahui, pihak sekolah meniadakan aktivitas belajar mengajar di sekolah," terangnya. Lanjut Sena, untuk alat dan bahan baku memproduksi pil koplo didatangkan dari Jakarta pada Oktober lalu. Semua perlengkapan tersebut didapatkan dari seorang pria berinisial PR, yang kini masih jadi buronan polisi. Kendati sudah berhasil meracik ribuan pil dobel L, namun pelaku mengaku belum sempat mengedarkannya dan keduluan terciduk polisi. "Dalam sehari, pelaku bisa membuat sekitar 300 butir dobel L, " ucapnya. Disinggung lebih banyak terkait peran hingga motif pelaku, Sena mengaku belum bisa menyampaikannya. Pihaknya masih perlu memeriksa dan mendalami keterangan pelaku. "Kami masih memeriksa lebih lanjut keterangan pelaku," kuncinya. Satreskoba Polresta Samarinda saat ini masih melakukan tes laboratorium, terkait apa saja yang terdapat di dalam kandungan pil dobel L tersebut. "Kami juga masih memeriksa alat dan bahan yang digunakan pelaku secara mendalam. Ini ada dua bahan yang nantinya dicampurkan dengan obat sirup Mylanta. Bahannya itu yang akan nanti kami tes lab, itu apa dan kandungannya apa saja," bebernya. Sementara itu, terkait rekan pelaku yang disebut sebagai penyedia alat maupun bahan, diduga sebagai otak dari aktivitas produksi pil dobel L. Kini rekan K masih dalam pengejaran aparat kepolisian. "Nanti kami dalami lagi dari keterangan pelaku ini, rekannya itu siapa dan apa perannya," pungkasnya. Sementara itu, K saat ditemui media ini mengaku, sudah sebulan terakhir memproduksi dobel L dengan dibantu rekannya bernial PR. Dalam sehari, dirinya bisa mencetak hingga 300 butir pil dobel L, menggunakan alat pencetak dan sebuah oven pemanggang. Untuk bahan campuran yang digunakan, disebutkannya, ada dua macam bahan baku. K tak mengetahui persis nama dari bahan tersebut. Selama ini dia hanya menerima dari hasil pemesanan. Tugasnya hanya mencampurkan bahan tersebut dengan obat maag jenis sirup Mylanta. "Kalau alatnya sama bahannya itu, teman saya yang pesan dari Jakarta. Oktober kemarin baru sampai. Saya kasih modal saja Rp 25 juta, teman saya yang punya ide, saya ngikut saja. Ya, cuman diajak," sambung ayah beranak empat tersebut. K mengatakan, kendati sudah sebulan produksi ribuan pil dobel L, namun dirinya belum sempat menjualnya. "Belum ada yang dijual, saya juga tidak tahu mau dijual ke mana. Selama ini saya cuman disuruh cetak saja," tandasnya.WASPADA
Sementara itu, kabar pengungkapan kasus pabrik dobel L di dalam lingkungan sekolah SMP Negeri 34, sudah sampai ke telinga Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Samarinda, Asli Nuryadin. Dia menyesalkan ada oknum yang memanfaatkan sekolah dalam kondisi tak ada aktivitas belajar mengajar di kala pandemi, sebagai wadah mengolah obat-obatan terlarang tersebut. "Saya sangat menyesalkan ada seperti itu di lingkungan sekolah. Jadi sangat memprihatinkan," ungkapnya ketika dikonfirmasi via sambungan telepon. Asli --sapaan karibnya- mengatakan, dengan adanya kejadian seperti itu, ia meminta seluruh pihak sekolah untuk lebih waspada. "Mudah-mudahan itu bisa menjadi pelajaran bagi yang lain, agar pihak sekolah menjaga kewaspadaan, khususnya guru-guru, itu perlu ditingkatkan," ucapnya. Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapedda) Samarinda itu berharap, tidak ada orang lain di lingkungan sekolah yang terlibat dalam aktivitas produksi maupun peredaran obat-obatan terlarang tersebut. "Ini kan sudah diproses polisi, jadi biar polisi menindaklanjuti sejauh mana. Mudah-mudahan tidak ada yang terlibat dari pihak sekolah," harapnya. "Ini bisa terjadi, mungkin karena tidak ada guru di sekolah. Karena belajarnya dari rumah jarak jauh, sehingga mungkin dimanfaatkan sama wakar itu kan," sambungnya. Menurut laporan dari kepala sekolah terkait, kata Asli, selama lima tahun bekerja di sana, tersangka kesehariannya dikenal ulet bekerja dan berperilaku baik. Pihak sekolah juga tidak menyangka perihal aktivitas tersangka selama pandemi, dititipkan untuk menjaga sekolah, justru dimanfaatkan mengubah gudang sebagai pabrik penghasil obat perusak generasi bangsa. "Kata kepala sekolah baik-baik saja dia itu orangnya. Tapi kita tidak tahu, apakah sudah lama dia mengolah gudang itu sebagai wadah membuat atau memproduksi itu," katanya. "Selama ini gelagatnya tidak terlihat juga dia itu pengguna narkoba atau bagaimana. Kami curiganya dia hanya penyedia saja," lanjutnya. Asli mengapresiasi aparat kepolisian yang berhasil mengungkap kasus tersebut. Kini ia hanya tinggal menunggu perihal hasil penyelidikan kepolisian, terkait sudah berapa lama tersangka beraktivitas sebagai peracik pil dobel L. "Kita tidak tahu dia mengedarkan ke mana saja. Khawatirnya ke anak-anak sekolah. Tapi kita tunggu dulu dari pendalaman kepolisian," ucapnya. Sementara itu, rencananya pada Senin (30/11), Asli akan membuat surat edaran ke seluruh sekolah yang ada di Samarinda, khususnya SD dan SMP. Agar lebih mewaspadai adanya tindakan serupa di dalam lingkungan sekolah. "Bayangkan kalau sampai ada siswa yang konsumsi itu, pasti sedih sekali kita. Syukurnya ini belum ada yang turun sekolah, kan. Cuman sedih saja, sekolah dimanfaatkan buat seperti itu," tandasnya. (aaa/zul)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: