Menilik Mulok di Tahun 2020

Menilik Mulok di Tahun 2020

"Setidaknya mereka yang tinggal di sini, tahu bahasa lokal masyarakat yang ada di PPU," kata Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora), Alimuddin, Rabu (25/11/2020).

Namun begitu, ia menyadari benar keduanya belum berjalan optimal dalam penerapannya. Khususnya untuk pelajaran bahasa lokal itu.

"Bahasa Paser yang sudah berjalan sangat baik itu di sekolah-sekolah di wilayah Kecamatan Babulu," jelasnya.

Alasannya karena tenaga pengajar. Alimuddin menginginkan tenaga pengajar itu tidak hanya sebatas mengajar saja. Tapi juga mengerti pengaplikasian bahasa Paser itu dalam keseharian. Secara letak, Babulu memang berdampingan dengan Longkali, Kabupaten Paser. Di Longkali, penggunaan bahasa Paser masih sebagai bahasa kedua setelah bahasa Indonesia.

"Karena selama ini, beberapa guru kita ada yang masih merangkap untuk mengajar mulok itu," jelasnya.

Meski kekurangan tenaga pengajar yang bisa menggemakan bahasa Paser. PPU tak menyerah begitu saja. Strategi lain dijalankan. Formula baru sedang dirumuskan. Disdikpora ke depan akan menggandeng Lembaga Adat Paser (LAP). Berkolaborasi menentukan metode yang tepat dalam mentransfer pengetahuan bahasa Paser. Brilian.

Ganjalan lain adalah sumber literasi. Kamus bahasa Paser sudah ada. Tapi belum disosialisasikan secara kelembagaan. Penyempurnaan kamus bahasa Paser akan menjadi langkah Disdikpora selanjutnya juga.

"Jadi saya mau mulok itu tidak hanya sekedar ada. Namun juga bisa disikapi dalam kehidupan keseharian," kata Alimuddin.

Rencana duduk bersama dengan LAP sudah disusun dan harusnya sudah berjalan tahun ini. Tapi karena pandemi, terpaksa diurungkan. "Karena tidak ada pertemuan tatap muka, tentu itu yang menjadi masalah saat ini," lanjutnya.

Alimuddin mengagendakan Desember nanti akan kembali digencarkan. Mengingat situasi sudah bisa dipaksakan normal. Alias new normal.

Tak hanya berhenti di situ. Disdikpora juga masih menekankan beberapa mulok lain untuk bisa diaplikasikan. Utamanya soal pendidikan karakter dan kesenian daerah.

"Kalau soal kesenian, setiap sekolah itu memiliki ekstrakulikuler itu. Sudah ada. Memang tidak spesifik ada di mulok," ucapnya.

Tapi, bicara kesenian budaya tak hanya sebatas tari dan bahasa saja. Tapi juga pemahaman terkait keterampilan, lagu dan pengetahuan lainnya.

Makanya sejalan dengan itu semua, Disdikpora akan mendorong guru-guru kesenian yang ada. Akan diberikan ilmu lebih. Melalui pelatihan dan peningkatan SDM.

"Agar tujuan utama untuk mampu mempertahankan nilai budaya yang ada, bisa diterapkan," sambungnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: