30 Tahun Membonsai, Dibyo Tuai Hasil yang Luar Biasa

30 Tahun Membonsai, Dibyo Tuai Hasil yang Luar Biasa

"Bonsai ini punya wajah, Mas. Bagaimana pun bentuknya, dia memiliki muka untuk dilihat," kata Dibyo yang juga sebagai Ketua Komunitas Bonsai Paser periode lalu ini.

Dibyo menjabarkan seni membonsai itu luas. Yang ternyata tak semudah yang dikira. "Tapi buat saya, tidak ada yang sulit," tukasnya.

Kuncinya paham berbagai teknik pemotongan dan pemangkasan tanaman dan pengawatan untuk pembentukan cabang dan dahan pohon hingga akar.

"Membuat bonsai itu kuncinya adalah imajinasi," sebutnya sambil menunjuk kepalanya. "Bagus tidaknya bentuk yang dibuat bergantung dari fantasi yang mampu dipikirkan pembonsai," imbuhnya semangat.

Di desanya saja, setidaknya ada 8 petani bonsai seperti dirinya. Yang tentu saja semuanya memiliki daya tarik khas tersendiri. Pembuatan bonsai memakan waktu yang lama dan melibatkan berbagai macam pekerjaan. Yang kesemuanya berdasar pada ilmu botani.

"Selain bentuknya tadi, proses pembuatan itu yang dinilai mahal," lanjutnya.

Maka itu pasar bonsai itu segmented. Tak semua orang bisa menaksir harganya. Untuk orang yang paham, pasti rasional menawarkan harga. Belum lagi, saat pohon itu punya cerita klenik di baliknya. Harganya jelas bisa tak terhingga.

"Seni yang lebih sulit adalah seni hidup seperti bonsai ini. Kuncinya adalah sabar. Karena dia perlu perhatian lebih sering," sebutnya.

"Seperti kita juga, kalau lama tidak potong rambut, pasti jelek. Begitu juga bonsai, perlu sering kita perhatikan," ujarnya.

Ketekunan, kerja keras, dan support keluarga. Ketiganya menjadi kunci keberhasilan Dibyo mengelola usaha bonsai miliknya. Terlepas dari itu, bonsai juga membuatnya tak betah berlama-lama di luar rumah. "Selalu kepikiran bonsai di rumah," ucapnya.

Jika lagi di luar rumah, pikirannya selalu berimajinasi tentang bentuk bonsai. "Belum sampai rumah, saya itu sudah terbayangkan itu tanaman mau saya bentuk seperti apa. Wah, nanti pokoknya itu saya beginikan. Begitukan," sebutnya sembari mempraktekkan.

Hingga kini, sudah tak terhitung lagi keuntungan yang berhasil diraup. Sudah ada ribuan pohon yang ia buat lalu ditaksir orang lain. Bahkan sempat bonsai yang ia miliki ditukar dengan motor bahkan mobil.

"Pernah bonsai saya dibeli. Harganya Rp 30 jutaan. Saya langsung belikan motor Kawasaki KLX yang harganya sama," bebernya.

Lalu, baru-baru ini ia pun menjual beberapa bonsainya seharga Rp 50 juta. Yang selanjutnya ada lagi yang membeli bonsainya seharga Rp 40 juta. "Uang Rp 90 juta lalu saya belikan mobil Mitsubishi Triton, yang kini menjadi kendaraan favorit saya," jelasnya.

Selain memiliki bonsai yang sudah 100 persen jadi, ia juga memiliki bibit, calon bonsai dan bakalan. Itu ia tanam sendiri di area khusus yang ia buat. Adapun sebagian lagi hasil ia "berburu" ke dalam hutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: