Pilkada Kutim Dihantui Golput Tinggi

Pilkada Kutim Dihantui Golput Tinggi

Kutim, nomorsatukaltim.com - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kutai Timur (Kutim) kerap dihantui rendahnya partisipasi masyarakat. Berbanding terbalik ketika Pemilihan Legislatif (Pileg), jumlah pemilih relatif tinggi. Tren ini membuat Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kutim berpikir keras untuk mendongkrak jumlah pemilih.

Target pun diapungkan. Partisipasi masyarakat diharapkan tidak turun dari Pileg 2019 lalu. Saat itu, jumlah partisipasi mencapai 73,04 persen. Sekaligus menjadi angka tertinggi untuk partisipasi pemilih di Kutim. Tentu saja ini jadi misi yang sulit.

Ketua KPU Kutim, Ulfa Jamiatul Farida mengatakan, pihaknya hanya ingin mempertahankan angka partisipasi pada Pileg 2019 lalu. Walaupun ada tren angka partisipasi merosot ketika Pilkada. Tapi KPU sudah menyiapkan jurus jitu menangkal banyaknya golongan putih (golput). “Tentu kami menyasar pemilih pemula untuk ikut berpartisipasi. Sosialisasi melalui media sosial yang kini digandrungi anak muda juga sudah masif,” ucapnya, Minggu (15/11).

Selain anak muda, KPU juga menaruh perhatian pada karyawan perusahaan di Kutim. Ketatnya aturan perusahaan terkadang membuat karyawan tidak bisa mencoblos. Karena itu, pihaknya akan berkoordinasi untuk bisa memberi kelonggaran waktu pada hari pencoblosan.

“Kami akan undang perusahaan untuk dialog. Kami hanya mau kelonggaran saja. Tidak usah diliburkan. Jadi, warga yang bekerja juga bisa tetap mencoblos,” sebutnya.

Kemudian sosialisasi yang sifatnya berjenjang pun dilakukan KPU. Wilayah Kutim yang luas membuat ajakan mencoblos tidak mungkin maksimal jika hanya dilakukan KPU. PPK di 18 kecamatan dan PPS pada 141 desa dan kelurahan juga dilibatkan. “Baik itu dilakukan secara formal maupun non-formal secara individu,” bebernya.

Memang target yang diusung pihaknya ini cukup berat. Tetapi ia menilai upaya yang sudah dijalankan juga sangat luar biasa. Sehingga jika hasilnya tidak sesuai harapan, pihaknya siap untuk mengevaluasi strategi sosialisasi ini.

“Memang tidak serta-merta jika sosialisasi sering dilakukan akan meningkatkan angka partisipasi. Tapi kami berupaya mengajak masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya,” tandasnya. (bct/qn)

DATA PARTISIPASI PEMILIH KUTIM

Pileg 2009          : 66,67 persen

Pilbup 2010        : 56,39 persen

Pilgub 2013        : 44,16 persen

Pileg 2014          : 68,03 persen

Pilbup 2015        : 48,42 persen

Pilgub 2018        : 48,53 persen

Pileg 2019          : 73,04 persen

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: