Masa Depan Ekonomi Digital Indonesia

Masa Depan Ekonomi Digital Indonesia

Jakarta, nomorsatukaltim.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan digitalisasi merupakan kunci pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan. Sehingga gagasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai transformasi digital harus didorong.

“Di sinilah transformasi digital yang digagas Presiden sangat bagus. Dan BI telah melakukan transformasi digital. Khususnya di sistem pembayaran Indonesia,” kata Perry dalam pembukaan Indonesia Fintech Summit 2020 di Jakarta, sebagaiman dikutip dari Antara, Rabu (11/11).

Perry menyatakan, pihaknya mengoptimalisasi potensi digitalisasi dengan meluncurkan Quick Response Indonesian Standard (QRIS) pada tahun lalu yang hingga kini memiliki progres luar biasa.

“QRIS sekarang sudah lebih dari 5 juta merchant tersambung. Digital payment system menyambungkan inklusi keuangan ritel melalui QRIS,” ujar dia.

Ia menjelaskan, QRIS juga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan inklusi keuangan dan literasi keuangan. Karena poin utama untuk meningkatkannya adalah dengan adanya praktik secara langsung.

Dia mencatat elektronifikasi transaksi meningkat. yaitu dapat dilihat dengan adanya 542 pemerintah daerah (pemda) mulai dari di tingkat provinsi hingga kabupaten/kota yang telah melakukan elektronifikasi transaksi melalui QRIS.

“Literasi itu yang paling cepat adalah just do it. Artinya melakukan inklusi keuangan. Sekaligus literasi keuangan,” tegasnya.

Selain itu, Perry menuturkan, BI juga melakukan digitalisasi perbankan. Melalui digital banking. Hingga saat ini telah ada partisipasi dari 15 bank.

Tak hanya berhenti di situ, pihaknya akan melakukan integrasi antara digital banking dengan fintech (financial technology). Yang saat ini masih dalam proses penyambungan. Dengan membuat standarisasi melalui Application Programming Interface.

“Apapun yang diservis oleh open banking dan fintech akan tersambungkan melalui Application Programming Interface,” kata Perry.

Terakhir, dia menyatakan, pihaknya sedang membentuk Bank Indonesia Fast Payment. Dengan membangun ritel infrastruktur payment system. Tahun depan sudah mulai menyambungkan end to end melalui transaksi ritel pembayaran di infrastrukturnya.

BANTU PEMULIHAN

Ekonom Josua Pardede menilai, teknologi keuangan atau fintech berperan membantu pemerintah. Dalam mengakselerasi pemulihan ekonomi. Karena kemudahan dan kecepatan yang ditawarkan di tengah pandemi COVID-19.

“Pemerintah dalam penyaluran bantuan sosial metodenya non-tunai. Artinya sudah menerapkan fintech dan di saat bersamaan ini bisa mempercepat pemulihan ekonomi,” kata Josua saat dihubungi di Jakarta, Rabu lalu.

Menurut dia, kehadiran fintech juga menjadi solusi bagi pelaku UMKM untuk naik kelas. Terutama dalam akses pembiayaan.

Salah satu model fintech adalah perusahaan pinjam meminjam daring atau P2P lending yang mempertemukan pemilik dana dengan peminjam melalui perusahaan aplikasi.

“Salah satu bagian dari fintech itu e-commerce. Kalau penjualan barang UMKM sektor perdagangan punya market place, tentu dia bisa bertahan tanpa mengandalkan transaksi onffline,” imbuh ekonom PermataBank itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: