Tuai Keuntungan dari Menjahit Masker di Tengah Pandemi COVID-19

Tuai Keuntungan dari Menjahit Masker di Tengah Pandemi COVID-19

Kukar, nomorsatukaltim.com – Meski kasus pandemi COVID-19 terus melandai, Ahmad Romeli bersama istrinya tetap menjahit masker. Agar dapat mencukupi kebutuhan hidupnya dan membiayai kedua anaknya yang sedang mentut ilmu di Pulau Jawa.

Pria yang akrab dipanggil Romeli ini mengatakan, pada tahun 2012 ia mengikuti kursus menjahit selama dua tahun. Kemudian pada tahun 2014 dia dan keluarganya memutuskan untuk merantau ke Kalimantan Timur dan tinggal di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).

“Saya melihat peluangnya kalau di sini lebih besar. Tidak hanya dari pakaian saja. Tetapi seperti bordir dan lainnya juga,” katanya, Selasa (10/11/2020).

Romeli mengungkapkan, alasan ia pindah ke Kukar karena persaingan usaha jahit tidak begitu ketat seperti di Pulau Jawa. Sehingga sangat menjanjikan serta ada harapan di kemudian hari.

Dia menyebut, selama masa pandemi COVID-19, ia justru mendapatkan pesanan yang cukup banyak dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar dan beberapa instansi lainnya untuk pembuatan masker kain.

“Ada kerja sama dengan pemerintah untuk membuat masker kain hampir 1.000 masker. Alhamdulillah cukup membantu kami,” katanya.

Pada awal pandemi, ia sudah membuat masker kain sebelum adanya kerja sama dengan Pemkab Kukar. Dia menjualnya dengan cara menitipkannya di warung-warung sekitar.

Dengan membuat masker kain, Romeli pun mendapatkan pemasukan. Pasalnya, jika ia mengantungkan pada pemesanan baju, pendapatannya tak cukup untuk menutupi kebutuhan keluarganya. Apalagi pada saat itu permintaan mengalami penurunan yang cukup drastis.

“Saya jual masker paling murah Rp 8.500 sampai Rp 15.000. Dan keuntungannya lumanyan. Dan mendekati Idulfitri kemarin, sudah mulai naik pemesanan baju,” ujarnya.

Namun, untuk saat ini Romeli tengah fokus menjahit beberapa pesanan baju dan permak dari para pelanggannya yang mulai datang kembali ke tempatnya. Seperti pembuatan baju karang taruna dan kelompok Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

“Ini sedang membuat pesanan dari karang taruna sekitar 49 baju dan dari PKK 25 baju. Dan untuk masker sendiri sudah mulai turun 30 sampai 40 persen,” terangnya. (adv/tor/qn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: