Uang Elektronik Perlahan Geser Dominasi Bank

Uang Elektronik Perlahan Geser Dominasi Bank

Fello yang dirilis perusahaan biller aggregator sejak 2004 misalnya melakukan terobosan solutif dengan meluncurkan platform e-money untuk memberikan kemudahan bertransaksi bagi komunitas.

Tak bisa dimungkiri, perkembangan bisnis yang begitu dinamis turut membawa perubahan pada komunitas. Kini komunitas tak hanya menjadi tempat berkumpul dan mengekspresikan kesamaan saja. Melainkan telah bertransformasi sebagai peluang bisnis yang menggiurkan.

Timbulnya tren tersebut mendorong komunitas untuk berinovasi dalam memaksimalkan potensi ekonomi. Namun sayangnya, tak semua komunitas memiliki waktu cukup untuk mengorganisasikan hal-hal teknis sehubungan dengan aktivitas mereka.

Alhasil, lantaran kesibukan pengurus dan anggotanya, beberapa hal seperti iuran anggota komunitas dan aktivitas keuangan lainnya mengalami kendala.

Ditambah dengan berlangsungnya masa pandemi, maka komunitas didorong untuk terbiasa dengan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Dalam melakukan kegiatannya. Mengurangi kontak dengan orang lain menjadi salah satu poin penting untuk diperhatikan. Termasuk dalam hal bertransaksi keuangan secara digital yang saat ini sudah menjadi kenormalan baru.

Advisor fintech Setiawan Adhiputro yang telah memiliki jam terbang tinggi di industri pembayaran digital misalnya berupaya mengembangkan Fello sebagai tren baru. Dalam bisnis transaksi digital berbasis komunitas.

Jebolan Kartuku, GOJEK dan OVO, yang biasa dipanggil Wawan itu mengaku optimistis dapat mengembangkan Fello sebagai pemain utama di bisnis ini dan memberikan kontribusi terhadap adopsi pembayaran digital pada berbagai komunitas.

Strateginya, menurut Wawan, selain aktif bermitra dengan komunitas existing yang unbankable namun memiliki pasar luas seperti RT-RW, perumahan, dan apartemen, alumni sekolah, pramuka hingga UMKM seperti Gemawira  (Gerakan Masyarakat Wirausaha), pihaknya juga akan mengoptimalkan potensi pasar komunitas PPOB yang telah dibangun selama ini.

“Ada lebih dari 100 ribu jaringan komunitas mitra PPOB, penjual pulsa hingga loket pembayaran. Kita menargetkan setidaknya 10 hingga 20 persen pengguna bisa didapatkan dari sana,” ujar Wawan.

Wawan menjelaskan, perusahaannya akan menggandeng beragam komunitas dengan maksimal. “Kami menargetkan sedikitnya 10 komunitas bakal menjadi mitra sampai akhir tahun ini. Kami akan menjembatani semua anggota komunitas untuk mempermudah transaksi,” katanya.

Sebagai e-money berbasis komunitas, layanan yang diberikan akan memiliki beragam fitur menarik. Yang dirancang khusus. Sesuai dengan kebutuhan komunitas. Dengan mengakses layanan itu, anggota komunitas tak perlu khawatir lagi dalam melakukan transfer atau bayar iuran. Karena prosesnya yang begitu cepat, mudah serta aman.

Selain itu, layanan juga memberikan benefit bisnis di setiap transaksi dalam bentuk sharing admin yang akan diperoleh dari berbagai transaksi. Seperti pulsa, token listrik dan BPJS kesehatan. Saat ini Fello bisa diunduh secara gratis melalui aplikasi Playstore.

Fakta ini membuktikan bahwa dunia telah bekerja secara virtual. Termasuk dalam hal transaksi keuangan. Seseorang akan mengenang kebiasaan menghitung uang dan menyimpannya dalam dompet alih-alih memencet tombol digital atau menggeser kartu saat bertransaksi.

PERGESERAN KEBIASAAN

BI mengungkapkan, ada pergeseran pelaku sistem pembayaran ritel di Tanah Air. Dari awalnya didominasi perbankan. Kini banyak dilakukan melalui teknologi keuangan digital atau fintech. Dengan menggunakan uang elektronik.

“Tahun 2015, bank masih mendominasi. Tapi akhir 2019, peranan non-bank sudah muncul. Jadi, perkembangannya luar biasa,” kata Deputi Gubernur BI Sugeng dalam diskusi daring Indonesia Fintech Society di Jakarta, Senin.

Dalam pemaparannya, pembayaran menggunakan uang elektronik dikuasai OVO sebesar 20 persen. Kemudian Bank Mandiri 19 persen, Gopay 19 persen, Dana 10 persen, dan BCA juga 10 persen. Sisanya, BRI memiliki pangsa pasar 6,3 persen, LinkAja 5,8 persen, Shopee 3,7 persen, BNI 1,3 persen, dan Doku 1,2 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: