3.500 Sambungan Jargas Kukar Rampung Terpasang di 2020

3.500 Sambungan Jargas Kukar Rampung Terpasang di 2020

Kukar, nomorsatukaltim.com - Untuk tahun 2020, Kutai Kartanegara (Kukar) kebagian ribuan sambungan jaringan gas (jargas) gratis. Yang biaya pemasangannya bersumber dari APBN melalui Kementerian ESDM. Yang mendapat subsidi jargas itu warga dari dua kecamatan. Muara Badak dan Marangkayu.

Sebanyak 3.500 sambungan rumah tangga (SRT) di 12 desa dengan rincian 9 desa di Kecamatan Muara Badak, dan 3 desa di Marangkayu. Saat ini pengerjaannya sedang dikebut. Karena harus selesai sebelum pergantian tahun. Dari jumlah itu, kini menyisakan ratusan rumah lagi yang belum terpasang.

"Bahkan sudah ada yang aktivasi, tahun ini dipasang sudah ada yang menyala," ujar Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kukar Slamet Hadiraharjo, Rabu (11/11/2020).

Berdasar rilis dari Pertamina, tahun lalu di Kukar sudah dipasang 5 ribu jargas. Dengan sistem pasca bayar. Ditambah 3.500 jargas tahun ini. Ternyata belum mengcover seluruh desa di Kukar. Karenanya tahun depan Dinas ESDM Kukar akan kembali menyodorkan permohonan tambahan jargas pada kementerian.

Slamet enggan menyebut detail jumlahnya. Hanya diperkirakan mencapai puluhan ribu SRT lagi. Yang ditargetkan bisa mengakomodir 18 kecamatan di Kukar.

Yang paling prioritas adalah Kecamatan Muara Jawa dan Samboja. Karena daerah itu dilalui pipa gas milik Pertamina. Daerah lain tentu akan juga diusulkan untuk mendapatkannya..

"Tapi kembali ke kementerian juga nantinya, disetujui atau tidak," lanjut Slamet.

Bahkan Kecamatan Tenggarong, yang notabene jauh dari jalur pipa gas. Nantinya bisa menggunakan pipa gas yang menuju Desa Tanjung Batu, Tenggarong Seberang. Kemudian menggunakan mekanisme mensplit pipa gas tersebut.

Slamet menjelaskan, memang program yang diluncurkan Kementerian ESDM ini bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat. Makanya yang menjadi prioritas adalah masyarakat yang kurang mampu.

Terkait pemasangan, Slamet memastikan seluruhnya ditanggung pemerintah pusat. Pemakaian pun diklaim lebih murah, dibanding membeli gas elpiji. Bahkan gas elpiji jenis melon. Karena per meter kubiknya hanya dipatok Rp 4.250. Berdasarkan hasil survei, paling banyak pemakaian hanya Rp 20-25 ribu untuk skala rumah tangga.

"Pemakaian gas elpiji melon (juga) bisa berkurang dan mengurangi beban subsidi pemerintah," tambahnya.

Untuk anggaran sendiri. Slamet mengatakan pemerintah pusat menggelontorkan sekitar Rp 35 miliar. Dengan hitung-hitungan biaya pemasangan Rp 10 juta per SRT. "Itu untuk Kukar saja," pungkas Slamet. (mrf/ava)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: