Produktivitas Sapi PPU Naik 20 Persen sejak Terapkan Mini Ranch

Produktivitas Sapi PPU Naik 20 Persen sejak Terapkan Mini Ranch

PPU, nomorsatukaltim.com - Langkah baru diambil Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Penajam Paser Utara (PPU). Untuk sektor peternakan, yaitu menerapkan metode mini ranch atau kandang penggembalaan mini.

Berbagai upaya memang terus dilakukan dalam upaya peningkatan hasil ternak. Ada vaksinasi, biogas serta mini ranch tadi.

Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian (Distan) PPU, Arif Murdyatno menjabarkan mini ranch merupakan sebuah model pengelolaan budidaya sapi pedaging. Dilakukan di lahan penggembalaan yang telah ditingkatkan kapasitas dan kualitasnya. Melalui berbagai perlakuan ilmiah pastinya.

Pola ini diyakini mampu mereduksi biaya produksi. Sehingga produknya memiliki keunggulan komparatif.

"Inovasi kita, Mas. Sejak tahun lalu (2019). Model pemeliharaan sapi secara semi intensif dengan perlakuan budidaya secara komprehensif baik pakan, kesehatan, reproduksi maupun pemasaran dan pasca panennya," jelasnya, Senin (2/11).

Pilot project tahun lalu ada di Kelompok Tani (poktan) Sumber Rejeki di Kelurahan Saloloang. Untuk tahun ini ada di 2 kelompok, yaitu Poktan Semoga Jaya di Kelurahan Nenang dan Poktan Sinar Abadi di Kelurahan Tanjung Tengah. Luasan area totalnya baru 4 hektare.

"Profil kegiatan berupa pagar keliling lahan, shelter, kebun rumput dan gangway untuk memudahkan penanganan atau handling sapi," ucapnya.

Hasil dari kegiatan ini ternyata signifikan. Sesuai yang diharapkan. Karena  mampu meningkatkan produktifitas ternak sapi. Parameternya tingkat kebuntingan dan average daily gain (ADG) atau pertambahan bobot rata-rata harian ternak meningkat.

Secara umum peningkatan performanya sekira 10 persen - 20 persen dibanding ekstensif. Itu diyakini disebabkan adanya perlakuan ilmiah tadi. Yaitu dengan mengkombinasikan antara intensifikasi kawin alam (INKA) dan inseminasi buatan (IB) secara komprehensif

"Perhitungan belum final, tapi kisaran populasinya menjadi 16.700 ekor lebih. Sedangkan ada 150 populasi dari jumlah itu merupakan hasil peningkatan dari sistem mini ranch tadi," sebutnya.

Arif menegaskan, tentu dengan adanya hasil baik akan diteruskan ke seluruh poktan lainnya. Bagi kelompok ternak yang potensial dan mempunyai lahan. Serta memiliki komitmen yang tinggi untuk budidaya ternak sapi potong.

"Kita harap bisa mereplikasi inovasi ini. Khususnya daerah pesisir Tanjung yang diintegrasikan dengan tanaman kelapa dalam," imbuhnya.

Arif menuturkan tentu ada berbagai kendala yang dihadapi dalam perjalanannya. Yang terbesar di kabupaten ini adalah partisipasi peternak. Sumber daya manusia (SDM) sangat diperlukan untuk kontinuitas program ini.

"Karena masih baru, jadi yang pertama harus dirubah adalah mindset peternaknya. Karena usaha budidayanya harus bernilai lebih saat ini. Jangan secara tradisional lagi supaya pendapatan mereka meningkat," bebernya.

Selebihnya, ialah kendala lahan. Yang harus menjadi perhatian serius. Karena program ini memerlukan hamparan lahan yang cukup luas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: