Realisasi Belanja Daerah Baru 43 Persen

Realisasi Belanja Daerah Baru 43 Persen

TANJUNG REDEB, DISWAY - Per 27 Oktober 2020, realisasi belanja daerah Berau, baru mencapai 43,55 persen, setara dengan Rp 1,334 triliun. Angka tersebut lambat jika dibandingkan dengan tahun 2019.

Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Berau, Maulidiyah menjelaskan, bahwa realisasi tersebut dari anggaran perubahan yang berlaku per 23 Oktober. Sedangkan untuk pendapatan Kabupaten Berau, memiliki target sebesar Rp 2,263 triliun dan baru terealisasi Rp 1,900 triliun. Pendapatan itu berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Transfer dan Pendapatan Lain-lain yang Sah Maulidiyah mengakui adanya keterlambatan realisasi belanja daerah, jika dibandingkan dengan tahun 2019 di periode yang sama. Padahal, tiap tahunnya realisasi akan melonjak signifikan pada triwulan ke 3 dan 4. Realisasi belanja sebesar 43,55 persen tersebut terdiri dari Belanja Operasi sebesar Rp 1,048 triliun, Belanja Modal Rp 274 Miliar, Belanja Tak Terduga Rp 2 Miliar “Per Oktober ini kami berbicara terkait anggaran perubahan. Sebelum Oktober masih anggaran yang mengalami pergeseran hingga 6 kali,” jelasnya kepada Disway Berau, Kamis (29/10). Anggaran perubahan tersebut menjadi APBD-P 2020 sebesar Rp 3,063 triliun, dengan tambahan Silpa sebesar Rp 805 miliar. Sebelumnya APBD Berau yang tergeser sebanyak 6 kali menjadi Rp 2,6 triliun. Menurut Maulidiyah, pandemik menyebabkan banyaknya pergeseran anggaran hingga sebanyak 6 kali, padahal kondisi normal hanya mencapai satu kali saja. Tahun ini, dana Silpa sangat membantu. Dana Silpa yang dimaksud adalah dana tahun 2019 yaitu sisa dana pada optimalisasi sisa lelang, kinerja SKPD yang tidak mencapai target. Terhambatnya realisasi pula diakibatkan adanya perintah untuk refocusing anggaran sesuai dengan peraturan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), serta adanya kegiatan yang difokuskan pada penanganan COVID-19. “Tahun ini menjadi tahun yang berat, karena adanya kebijakan yang berubah-ubah membuat banyak SKPD juga sulit untuk merealisasikan kinerjanya,” jelasnya. Kendati begitu, pihaknya belum bisa menyebutkan pembagian mana SKPD yang lebih banyak merealisasikan anggaran, maupun SKPD mana yang masih lambat dalam pemenuhan target. Harapan Maulidiyah, melihat adanya 2 bulan tersisa dan sebelum adanya cuti panjang di akhir tahun, realisasi bisa lebih tinggi sesuai dengan harapan dan target SKPD. Apalagi tahun ini tutup kas akan lebih cepat di 23 Desember 2020, sebab adanya jadwal satu minggu cuti bersama di akhir tahun yang maju. “Sesuai dengan instruksi Sekda untuk bisa cepat dalam merealisasikan, SKPD yang sedang berlelang, diharapkan bisa dengan cepat menentukan pemenang lelang agar tidak terlalu lambat di akhir tahun,” tandasnya. *RAP/APP

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: