Sekolah di Balikpapan Berencana Lakukan Simulasi Belajar Tatap Muka

Sekolah di Balikpapan Berencana Lakukan Simulasi Belajar Tatap Muka

Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Sekolah di Balikpapan berencana lakukan simulasi. Belajar tatap muka. Oleh Pemkot Balikpapan.

Transisi zona merah ke oranye menumbuhkan rasa optimis bagi masyarakat Kota Minyak. Sejumlah pelonggaran kebijakan mulai dilakukan. Dan dalam waktu dekat Pemkot Balikpapan berencana lakukan simulasi pengetatan di sekolah-sekolah.

Kepala Disdikbud Balikpapan Muhaimin menyebut, rencana pemkot untuk mensimulasikan sekolah tatap muka selama dan setelah pandemi, masih terkendala urusan zona oranye. Sebab jika harus dilakukan, maka pemkot mesti menunggu sampai Kota Beriman benar-benar berada di posisi zona kuning atau hijau.

"Yang boleh itu (simulasi) zona kuning tapi secara bertahap, kemudian harus standar protokol COVID-19," Ujarnya, baru-baru ini.

Sejak Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi menyebut akan melakukan simulasi proses belajar mengajar tatap, maka pihaknya berupaya untuk siap kaoan saja dibutuhkan. "Pak wali menyarankan coba berkoordinasi dulu dengan kepala diskes," katanya.

Koordinasi yang dimaksud yakni melihat kemungkinan-kemungkinan wilayah terkecil di tingkat kecamatan dan kelurahan yang grafiknya sudah masuk kategori zona kuning atau hijau.

Baca juga: Laris Manis Asuransi karena Pandemi

"Kalau ada, maka kita akan lakukan simulasi itu," ungkapnya.

Nantinya, simulasi bisa dilakukan di semua tingkatan mulai dari PAUD, sampai tingkat SMA sederajat. "Kita lihat ada berapa banyak sekolah di sana. Itu yang dilakukan simulasi," sambungnya.

Proses simulasi juga dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan. Mulai dari memakai masker, menjaga jarak dan menyediakan tempat mencuci tangan atau hand sanitizer. Jam belajar juga akan dikurangi. Jumlah pelajar yang masuk kelas juga dibatasi hanya 50 persen dari jumlah total kapasitasnya.

"Semua syarat-syarat dalam standar protokol kesehatan juga harus disiapkan sekolah," terangnya.

Misalnya, menyediakan alat pengukur suhu, menyediakan wastafel dan menjaga jarak setidaknya 1,5 meter. Kedatangan dan waktu menjemput anak juga akan diatur. Tidak boleh secara bersamaan. Agar tidak terjadi kerumunan orang tua di depan sekolah. (ryn/boy)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: