Menuju Bebas COVID-19

Menuju Bebas COVID-19

TANJUNG REDEB, DISWAY – Terus diupayakan Pemda Berau agar Bebas COVID-19. Bumi Batiwakkal sudah masuk zona kuning di Kaltim. Dari zona oranye beberapa pekan lalu. Saat ini menuju zona hijau.

Kepala Dinas Kesehatan Berau, Iswahyudi menyebutkan, zona kuning masih merawat kasus terkonfirmasi di bawah 25 kasus. Sedangkan zona merah jika yang dirawat masih lebih dari 50 orang. "Kalau Berau tinggal 19 pasien yang dirawat," ungkapnya, Rabu (21/10). Dikatakan, indikator zona telah ditentukan pusat. Ada 15 indikator. Selain jumlah kasus, juga tingkat kematian, tingkat kesembuhan, fasilitas dan lainnya. "Ini dievaluasi pusat seminggu sekali,” tandasnya. Dari data pusat itu, Berau pada posisi risiko rendah atau kuning. Karena tingkat kematian hanya 1,1 % dan kesembuhan sekitar 90 persen lebih. Namun Iswahyudi mengaku saat ini masih ada 5 kecamatan masih zona merah. Di antaranya Tanjung Redeb, Gunung Tabur, Sambaliung, Biatan dan Teluk Bayur. Iswahyudi mengungkap, kasus yang ada saat ini sebagian besar berasal dari kasus perjalanan. Lainnya adalah kepatuhan protokol kesehatan masih rendah. “Pelaku perjalanan yang sulit dihindari. Terutama yang habis bepergian dari Samarinda, Balikpapan, Jakarta dan Surabaya. Itukan rata-rata masih merah. Jadi orang yang dari sana berpotensi besar tertular," katanya. Makanya, Iswahyudi menegaskan, kunci utama agar Berau segera terbebas dari COVID-19 adalah kesadaran masyarakat. Menaati protokol kesehatan. “Sederhana sebetulnya. Pakai masker, jaga jarak, jangan terlalu sentuhan fisik. Kalau itu bisa diijaga, terutama pelaku perjalanan, Berau akan aman," tandasnya. Maksud Iswahyudi, pelaku perjalanan jangan kontak dulu dengan orang lain. Karantina hingga 2 minggu sampai yakin tidak sakit. “Jangan sampai pelaku perjalanan itu begitu datang, merasa sehat, belum tahu kondisinya sudah bergaul sana sini, termasuk dengan keluarganya. Pada saat hari kelima, dia sakit tapi terlanjur bersentuhan dengan banyak orang. Itu bisa saja menyebabkan klaster baru," tambahnya. Dirinya menyebut, jika ada satu orang yang menularkan, maka akan timbul klaster yang bisa saja lebih dari 10 orang tertular. “Seperti di Batu Putih. Hanya dua orang yang bergejala. Positif satu orang kemudian menjadi banyak kasus konfirmasi, beberapa waktu lalu,” tutupnya. (FST)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: