Pencarian Libatkan Pawang Buaya

Pencarian Libatkan Pawang Buaya


Proses pencarian korban yang diduga dimangsa buaya terus dilakukan.(IST)

TANJUNG REDEB, DISWAY – Sejak hilang Senin malam (5/10) sekira pukul 21.00 Wita, hingga Rabu (7/10), Angkis, perempuan 70 tahun yang diduga diterkam buaya, di Kampung Tembudan, Batu Putih, belum ditemukan.

Kepala Kampung Tembudan, Nur Iman mengatakan, proses pencarian masih terus dilakukan dengan menyusuri anak sungai. “Pencarian dengan harapan korban dapat ditemukan,” katanya, Rabu (7/10).

Dari pihak keluarga korban, ungkapnya, kini tengah mencari pawang buaya untuk dilibatkan mencari korban. Karena diduga kuat korban diterkam buaya.

“Dari pihak keluarga berkeyakinan korban masih hidup. Hanya disembunyikan mahluk halus berbentuk buaya. Ini kepercayaan mereka. Makanya pihak keluarga meminta proses pencarian tidak dilakukan beramai-ramai,” jelasnya.

Tetapi, dikatakan Nur Iman, sudah menjadi kewajiban pihaknya dan kepolisian melakukan pencarian semaksimal mungkin.

“Apapun kejadiannya kami tetap hadir membantu. Mencari sesuai prosedur. Silakan saja pihak keluarga ingin mencari korban dengan caranya. Kami dari pemerintah kampung dan kepolisian juga terus berupaya mencari," terangnya.

Selain itu, tambahnya, tidak bisa melarang masyarakat yang ingin membantu menemukan korban. Sebab kata dia, beberapa hari ke depan bila tidak ditemukan, dikhawatirkan tidak mengapung, tapi tenggelam ke dasar sungai.

“Khawatirnya setelah tenggelam tidak mengapung lagi. Jadi kita mencari seperti bekejar-kejaran dengan waktu,” jelasnya.

Ia mengungkap, sudah dua kali kejadian warga di kampungnya diterkam buaya. Kejadian pertama pada 2015. Namun korban selamat karena berupaya melawan.

Mengantisipasi kejadian terulang, pihaknya akan memasang tanda khusus di sekitar anak sungai yang dihuni buaya. Dirinya juga berharap, masyarakat di kampungnya mewaspadai setiap anak sungai. Apalagi banyak rumah warganya berada di sekitar anak sungai yang juga kerap dilintasi buaya.

Ia juga berpesan agar tidak melulu buaya dikaitkan dengan mistis. Sebab buaya predator ganas, akan menyerang manusia jika lapar, atau merasa terancam," tuturnya.

Sementara Kasi Kedaruratan dan Operasional Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau mengaku pencarian masih belum membuahkan hasil.

“Belum ada tanda-tanda keberadaan korban. Untuk sementara kami terpaksa menghentikan proses pencarian karena harus memperbaiki mesin yang rusak. Bila sudah bagus kembali lagi mencari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: