Ketika Persiba Tak Didukung Perusahaan Balikpapan
Alasan tidak diberi izin keramaian juga masih ia pertanyakan. Pertandingan sudah jelas tanpa penonton. Setiap klub wajib menjalani swab test untuk pemain, pelatih, hingga ofisial. Gede menilai ada penjelasan yang kurang komprehensif dari PSSI dan PT LIB kepada Polri.
"Kompetisi tidak jalan, gaji tetap jalan. Tapi kampanye boleh, Pilkada boleh. Kan lucu juga. Ada something wrong ini. Karena sudah jelas tidak ada penonton. Hanya disiarkan di TV. Kalau ada suporter masuk ya disanksi klubnya. Kan selesai," herannya.
Penundaan sebulan ini, juga berarti PR tambahan. Karena klub harus menganggarkan kembali biaya operasional tak terduga ini. Bagaimana pun. Makan, tidur, dan transportasi pemain selama masa persiapan menelan biaya yang besar pula.
*
TAK ADA SPONSOR DARI BALIKPAPAN
Biasanya, klub sepak bola adalah simbol sebuah daerah. Lebih terkenal mana Kota Madrid atau Real Madrid? Katalan atau FC Barcelona? Kota Turin atau Juventus? Tentu lebih terkenal nama klub sepak bolanya kan?
Tak jarang klub sepak bola dijadikan ajang perlawanan. Untuk unjuk harga diri. Semisal Manchester United dan Liverpool. Yang laga kedua klub selalu panas. Stasiun televisi berebut hak siarnya. Karena pertarungan kedua klub mewakili kondisi sosial masyarakat dua kota di Inggris itu.
Jika Manchester United kalah. Yang malu bukan klub dan pendukungnya saja. Tapi sekota Manchester ikut merasa terpecundangi.
Maka aneh saja. Ketika Persiba tak mendapat sokongan dana dari perusahaan asal Balikpapan. Tidak kah Persiba dianggap sebagai bagian besar Kota Minyak?
Dan soal Persiba tak didukung perusahaan lokal benar-benar terjadi musim ini. Agak aneh memang. Padahal musim lalu, masih cukup banyak yang bersedia menjadi sponsor utama Beruang Madu –julukan Persiba-. Sebut saja PT Cindara Pratama Lines, PT Permata Abadi Group, HBICS, dan PT Balikpapan Ready Mix PILE.
Musim ini, hanya ada sponsor pendukung saja dari Balikpapan. Karbitan Sports, yang toko marchendise itu.
Padahal Balikpapan bukan kota tanpa perusahaan mapan.
Ketua Balistik –suporter Persiba- Endrik Jatmiko juga heran dengan keadaan aneh ini. Ia sampai berpikir, lebih baik kompetisi dihentikan sama sekali saja. Dari pada dilanjutan tapi memberatkan klub.
”Memang ada baiknya kompetisi ditiadakan dulu sampai ekonomi kembali membaik. Mengingat kondisi begini semua tidak ada kejelasan. Sehingga klub bisa lebih sehat lagi ke depannya. Jangan disamakan lah dengan sepak bola Eropa,“ kata pria yang akrab disapa Dalbo itu.
Dalbo bersama rekan sesuporteran juga sudah berusaha sounding ke beberapa perusahaan. Hasilnya tetap saja nihil.
”Ini jadi tugas pemerintah dalam membantu mencari sponsor. Kami suporter tetap akan membantu jika dibutuhkan,“ akunya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: