Peta Pertarungan Armenia dan Azerbaijan

Peta Pertarungan Armenia dan Azerbaijan

Meskipun klaim semacam itu telah dibuat sebelumnya dan ternyata tidak benar, ada juga klaim yang belum dikonfirmasi dan terus berkembang, bahwa Turki memobilisasi tentara bayaran dari Suriah untuk berperang bersama pasukan Azerbaijan.

Rusia juga memainkan peran yang beragam. Seringkali secara kontradiktif. Dalam konflik. Melalui hubungan bilateral dan Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), Rusia memberi Armenia jaminan keamanan. Namun dukungan ini tidak meluas ke zona pertempuran di Nagorno-Karabakh, yang diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan.

Rusia juga memasok senjata ke kedua belah pihak dan merupakan salah satu pimpinan Grup Minsk yang sedang menengahi konflik Armenia-Azerbaijan.

Rusia menyerukan gencatan senjata. Tapi tidak seperti eskalasi skala besar sebelumnya. Mereka belum mengadakan pertemuan dengan petinggi politik atau militer Armenia serta Azerbaijan.

Rusia memiliki hubungan yang tidak menyenangkan dengan pemimpin baru Armenia, Nikol Pashinyan. Sementara itu, Armenia tidak diragukan lagi akan lebih memilih menangani eskalasi itu sendiri.

Pada 1990-an, Rusia tidak mampu mengerahkan pasukan penjaga perdamaian di wilayah Nagorno-Karabakh. Keresahan Armenia bahwa bantuan Rusia akan datang dengan pamrih mendorong mereka lebih berhati-hati dalam meminta dukungan Rusia.

Selama pertempuran berada di wilayah yang diperebutkan di atau sekitar Nagorno-Karabakh, upaya menjaga kenetralan Rusia membuat keterlibatan mereka menjadi tidak mungkin.

Namun konflik yang terjadi dalam waktu lebih lama dan dengan partisipasi Turki jelas akan mengancam dominasi Rusia. Apalagi ini terjadi di wilayah yang Rusia anggap sebagai bagian dari kepentingan penting mereka. Situasi ini memancing Rusia untuk memberikan respons.

***

Kecuali Turki, kekuatan regional dan global lainnya menyerukan pengendalian situasi. Iran, Georgia, dan Qatar menawarkan diri untuk menjadi mediator.

Pertemuan Dewan Keamanan PBB pada 29 September lalu menegaskan pula peran utama Grup Minsk, yang diketuai Prancis, Rusia dan Amerika Serikat (AS), dari Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa, dalam menengahi antara Armenia dan Azerbaijan.

Namun, memusatkan perhatian dan komitmen internasional yang cukup untuk memperbarui diplomasi akan menjadi tantangan tersendiri.

Pertempuran itu bertepatan dengan potensi gangguan stabilitas internasional. Karena pandemi global dan pemilihan umum AS. Ada pula tren bahwa fokus perdamaian hilang begitu ruang lingkup untuk pemasokan senjata disepakati.

***

Keberhasilan militer yang cepat dan terkonsolidasi, baik melalui perebutan kembali wilayah yang signifikan oleh Azerbaijan, atau penumpasan operasi Azerbaijan oleh pasukan Armenia, dapat membuka peluang gencatan senjata.

Meski begitu, itu akan memicu ketidakstabilan domestik untuk para pihak. Semakin lama pertempuran berlangsung, atau jika satu pihak terlihat kalah dalam konflik yang berlarut-larut, semakin besar pula kemungkinan Rusia dan Turki menarik diri untuk terlibat. (bbc/qn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: