Kaltim Restart Wisata Domestik

Kaltim Restart Wisata Domestik

Sri mengakui pula bahwa di masa pandemi ini, pelaku wisata menggeser minatnya ke genre wisata alam. Resort dan perhotelan, saat ini memiliki peminat yang tinggi. Karena ketika pelaku wisata menaruh perhatian ke alam, tempat istirahat yang dituju adalah kedua lokasi tersebut.  "Vibes-nya lagi tinggi (untuk hotel dan resort)," tegasnya.

Tak lepas dari situ. Upaya lain terus dilakukan Dispar Kaltim. Di dua bulan terakhir, yakni Agustus dan September, Dispar mengaktivasi kegiatan wisata lainnya. Di mana permulaan awal dilakukan dengan mengadakan rapat bersama Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) se-Kaltim.

Dalam kegiatan ini pemberian penguatan keyakinan mengenai bagaimana pokdarwis ke depannya dilakukan Dispar Kaltim. Kemudian pelatihan pramuwisata madya, serta sertifikasi juga diberikan oleh Dispar Kaltim.

"Dispar menggandeng para stakeholder seperti perhotelan, resort, dan pelaku industri pariwisata lainnya. Dengan harapan agar para pelaku usaha di sektor ini tidak merasa lesu. Tidak merasa jongkok, akibat pandemi yang terjadi di Kaltim," sanggah Sri.

Virtual event lainnya pun dilakukan Dispar Kaltim. Kegiatan ini resmi dari Dispar sendiri. Di mana studio siaran langsungnya mengambil studio alam di Penangkaran Rusa, di Penajam Paser Utara. Sifatnya hanya terbatas. Yang berada di lokasi penangkaran pun hanya panitia. Tetapi berdasarkan pengalaman sebelumnya, diharapkan aktivitas ini bisa memberikan harapan kecil untuk industri wisata Kaltim.

Kegiatan sejenis ini juga sudah pernah dilakukan Dispar Kaltim. Dimana partisipasi berasal dari wilayah Kukar juga Bukittinggi. Hal ini juga sudah ditayangkan melalui akun YouTube atau Facebook Dispar Kaltim.

Sri melanjutkan, virtual event ini akan ada series selanjutnya. Namun live event-nya hanya dari studio Dispar Kaltim saja. Di mana akan ada sesi tanya jawab yang diharapkan akan lebih menghidupkan suasana virtual live tersebut.

Dispar juga menyiapkan kegiatan recovery bagi industri pariwisata. Recovery yang dimaksud ialah ingin mengetahui kebutuhan apa yang dibutuhkan oleh para pelaku industri pariwisata. Saat ini survei sudah dilakukan. Referensi yang diambil dari pelaku industri pariwisata, ekonomi kreatif, dan juga masyarakat.

Apa yang diinginkan para pelaku industri pariwisata akan ditampung oleh Dispar. Kemudian hasil survei ini akan dibahas, dan menjadi arahan. Muaranya, kata Sri lagi, adalah, bagaimana membangun kepercayaan dari para wisatawan untuk berwisata di Kaltim. Survei tersebut akan memerlukan waktu. Sekitar 3 minggu. Kegiatan survei ini akan dimulai awal Oktober ini. "Pelatihan digital marketing juga diberikan kepada para pelaku usaha di industri wisata," tambahnya.

Penurunan pengunjung wisata diakui Sri Wahyuni sangat drastis. Namun saat ini indikator tidak bergantung pada jumlah. Tetapi pada kualitas tempat wisata juga wisatawan. Dan itulah yang diutamakan oleh Dispar Kaltim.

Dia kembali mengakui, spending wisatawan lah yang juga diutamakan. Bagaimana pelaku wisata menaruh perhatiannya ke tempat wisata Kaltim. Kemudian hal tersebutlah yang mesti dijaga.

Contoh kasus yang Sri ambil seperti beberapa bulan lalu dimana objek wisata dibuka. Dan tidak serta-merta langsung kembali seperti awal. "Protokol kesehatan yang dianjurkan, jika dilihat layak, kenapa tidak. Secara umum pelaku industri wisata ingin usahanya berjalan kembali, tetapi jika tidak menerapkan protokol kesehatan yah susah juga," bebernya.

Tolak ukur berdasarkan permintaan pengunjung untuk suatu tempat wisata juga tidak bisa menjadi patokan. Karena hal tersebut harus diimbangi dengan rekomendasi dari tim satgas COVID-19. Sekali lagi Sri menegaskan kualitas tempat wisata yang saat ini dibicarakan olehnya. "Baik pengunjung juga tempat wisata. Jika dia (pengunjung) kembali, berarti dia merasa aman dan puas," tandasnya.

Untuk tempat wisata di Kaltim yang masih menjadi primadona, disampaikan Sri ialah ekowisatanya. Di Kaltim sendiri ada 4 ekowisata dan itulah yang akan menjadi kunci utama bagi Dispar nantinya.

"Ekowisata bahari, berbasis lautan. Ekowisata berbasis sungai. Ekowisata kars atau gua. Ekowisata hutan seperti mangrove. Inilah yang menjadi andalan dan akan kembali diberikan penilaian, jika benar-benar bisa, posisinya tidak akan berubah (tetap menjadi andalan)," pungkas Sri. (nad/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: