PPU Tanpa Festival Nondoi Tahun 2020

PPU Tanpa Festival Nondoi Tahun 2020

PPU, nomorsatukaltim.com - Pelaksanaan Festival Belian Adat Paser Nondoi bakal ditunda. Padahal gelaran ini teratur dilaksanakan setiap tahunnya. Alasannya lagi-lagi gara-gara pandemi COVID-19.

Plt. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Penajam Paser Utara (PPU) Andi Israwati Latief tak berani mengambil risiko.

“Kita sesuai dengan arahan pemerintah terkait protokol kesehatan (prokes). Yang tak boleh mengumpulkan orang banyak,” ungkap dia, Kamis (1/10/2020).

Belian Nondoi itu tidak hanya melaksanakan ritual adat saja. Tetapi juga menghadirkan hiburan berupa pentas seni kebudayaan. Juga stan-stan UKM untuk berjualan. Ya pasti akan terjadi kerumunan.

Namun begitu, dia masih mengkomunikasikan dengan berbagai pihak. Jika memungkinkan dilaksanakan dengan menerapkan prokes. Bisa saja tetap dilaksanakan.

Lagipula masih ada tersisa waktu 1 - 2 bulan dari jadwal tahunan. Biasanya digelar pada bulan Oktober atau November. Di Rumah Adat Kuta Rekan Tatau kilometer 9, Nipah-Nipah.

“Inikan masih belum waktunya, tetap kita kordinasikan terlebih dahulu,” kata Andi.

Dikonfirmasi ke Ketua Lembaga Adat Paser (LAP) Musa menyatakan patuh. Terhadap anjuran pemerintah. Ia sangat mengerti soal situasi terkini di masyarakat.

"Dan keputusan ini juga sudah disetujui oleh pelaku ritual Nondoi," ujarnya.

Belian Adat Nondoi merupakan ritual adat bersih-bersih kampung. Telah dilakukan masyarakat Paser jauh sebelum adanya kerajaan di daerah ini.

Ritual itu memilik arti dalam kehidupan masyarakat Paser. Yakni menghormati para leluhur. Juga ketika berladang atau bekerja mendapat hasil melimpah. Sebagai bentuk rasa syukur.

Prosesi ritual adat tersebut juga bisa mengobati orang sakit, mengusir roh jahat. Biasanya dilakukan sampai bermalam-malam. Lengkap dengan menggunakan berbagai sesaji dan pernak pernik yang dipakai "pulung" atau dukun.

Tapi sejatinya ritual ini tidak wajib. Musa juga menyatakan tidak perlu ada pengganti ritual. Jika sampai tidak terlaksana tahun ini.

"Kemungkinan untuk kegiatan yang mengumpulkan masa, kami tidak laksanakan," jelas Musa.

Dalam sajiannya, festival akan memadukan unsur budaya lokal. Yang dikemas sebagai ajang menampilkan budaya khas untuk melestarikan budaya asli daerah berjuluk Benuo Taka ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: