Jembatan Long Penjalin Tabang Semakin Parah, Pemda Tetapkan Status Tanggap Darurat

Jembatan Long Penjalin Tabang Semakin Parah, Pemda Tetapkan Status Tanggap Darurat

Kukar, nomorsatukaltim.com - Kerusakan badan Jembatan Long Penjalin Desa Umaq Dian, Kecamatan Tabang, Kutai Kartanegara (Kukar) semakin parah. Setelah ambruk pada sekitaran awal Agustus lalu. Kerusakan makin parah, sepekan terakhir.

Kali ini sisi seberangnya yang ikut mulai mengalami penurunan. Akibat erosi dari aliran sungai yang ada di bawahnya.

Sebagai bentuk penanganan awal. Pemerintah kecamatan dan desa bersama masyarakat sekitar membangun jembatan darurat dari kayu ulin. Tepat di atas badan jembatan yang ambruk. Roda dua maupun roda empat, masih diperkenankan untuk melewati jembatan tersebut.

Melihat keadaan jembatan yang semakin parah. Pemerintah daerah dengan segera menetapkan status tanggap darurat. Terkait bencana longsor yang sebabkan jembatan ambruk.

Dengan penetapan status tanggap darurat. Setidaknya proses pembangunan jembatan darurat, bisa segera terlaksana. Dengan menggunakan anggaran tanggap darurat bencana.

"Iya, untuk biaya penanggulangan sementara pembuatan jembatan darurat," ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Kukar Sunggono, Rabu (30/9/2020).

Sementara itu, Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kukar Budi Harsono menjelaskan. Pemerintah Daerah Kukar mengalokasikan dan sekitar Rp 1,5 miliar. Untuk pembangunan jembatan darurat jenis jembatan Bailey. Jembatan rangka tipe portabel. Yang mudah dipasang.

Estimasi waktu pengerjaan pun dinilai cepat dan singkat. Yakni diperkirakan terpasang sekitar 3 bulan pengerjaan.

"Kalau itu (jembatan darurat) sudah siap, nanti jembatan permanen kita kerjakan," terang Budi.

Letaknya pun diperkirakan tidak jauh dari posisi Jembatan Long Penjalin. Yang saat ini ambruk di dua sisi badan jembatan yang berseberangan.

"Kita fokus ke jembatan darurat dulu biar transportasi lancar," pungkas Budi.

Diketahui, Jembatan Long Penjalin merupakan akses utama di Kecamatan Tabang. Jembatan yang ambruk sejak awal Agustus lalu, menghubungkan akses ke 13 desa di Tabang. Apabila ambruk total, puluhan desa akan terisolasi. Tentunya dampak besar akan dirasakan masyarakat Tabang. Yakni sosial ekonomi, baik proses distribusi bahan pokok, kesehatan hingga pendidikan. (mrf/ava)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: