Proyek Kereta Api Kaltim, Pemprov Cari Skema Baru

Proyek Kereta Api Kaltim, Pemprov Cari Skema Baru

SAMARINDA, nomorsatukaltim.com – Pemerintah Provinsi Kaltim mencari skema baru untuk mendanai proyek kereta api.

Mega proyek senilai Rp 53,3 triliun ini tak bergerak di tangan Russian Railways. Untuk melanjutkan proyek itu,  pemprov sedang menjajaki calon investor dari China Railway Liuyuan Group (CRLG). Kepala Biro Infrastruktur dan Sumber Daya Sekretariat Daerah Provinsi (Setdaprov) Kaltim, Lisa Hasliana mengatakan, saat ini pihaknya sedang menyiapkan kajian terkait kerjasama dengan CRLG. Kajian ini, nantinya akan menjadi pedoman Tim Koordinasi Kerja Sama Daerah (TKKSD). Untuk memuluskan rencana investasi bidang perkeretaapian oleh CRLG di Kaltim. "Kita masih wait and see dengan CRLG. Karena kerjasama dengan Russian Railways juga belum sepenuhnya selesai. Masih ada pembicaraan terkait itu," katanya kepada Nomor Satu Kaltim, saat ditemui di ruangannya, Kamis (24/9/2020). Hal itu, kata dia karena masih ada tanggung jawab dari pihak Rusia kepada Pemprov Kaltim. Terkait program beasiswa putra daerah Kaltim. Yang dikirim ke negeri beruang merah, untuk belajar ilmu teknik perkeretaapian. Sesuai kesepakatan, program beasiswa tersebut baru selesai pada 2022 mendatang. Beberapa proyek yang sudah dikerjakan oleh PT Kereta Api Borneo (KAB) sebagai anak perusahaan Russian Railways juga masih perlu dibahas bersama dengan pemprov. Seperti pembebasan lahan yang telah dikuasai oleh KAB. Seluas 78,15 hektare di sisi  Penajam Paser Utara (PPU). Dan progress pembangunan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) di Buluminung. "Awal Oktober nanti, rencananya akan dibahas secara internal, antara pihak KAB, pemprov, pemkab PPU. Dan tentu saja Kemenlu dan Kemenhub juga," ungkap Lisa. Berdasarkan Perpres Nomor 03 Tahun 2016 dan Nomor 58 tahun 2017, proyek Pembangunan Kereta Api Borneo sempat menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional. Namun, pada 2018, status PSN dilepas dari proyek ini. Karena progres pembangunan yang melambat. Sampai saat ini, Lisa mengaku, pemprov Kaltim juga belum menerima dokumen perencanaan dari pihak KAB. Seperti dokumen studi kelayakan, rencana induk, dan rancangan teknis Detail Engineering Design (DED).

Pembangunan Akan Dimulai Dari Awal

Jika pihak pemprov dan CRLG menyepakati kerjasama pembangunan proyek kereta api di Kaltim, Lisa menyebut, kemungkinan pembangunan akan dimulai lagi dari awal. Tidak meneruskan proyek sebelumnya yang sudah digarap oleh Russian Railways. Hal ini, dikarenakan, pertama, dokumen perencanaan seperti dokumen studi kelayakan, rencana induk, dan rancangan teknis DED sepenuhnya dipegang oleh KAB. Pemprov tidak memegang dokumen tersebut. Sehingga tidak bisa melanjutkan pengerjaan proyek. Kedua, target angkutan kereta juga berbeda. Jika proyek KAB khusus untuk kereta angkutan batu bara, maka, kereta api yang akan dibangun CRLG nanti, adalah multi purpose. Selain untuk mengangkut komoditas hasil bumi. Kereta api ini juga ditargetkan untuk penumpang. "Sehingga trasenya juga kemungkinan berubah," ujar Lisa. CRLG sendiri tercatat sebagai salah satu perusahaan milik negara (BUMN) yang dimiliki pemerintah Tiongkok. Kiprah dan reputasi perusahaan ini, khususnya di bidang infrastruktur besar seperti jalan, pelabuhan dan bandara terbilang cukup baik. Pihak pemprov menarget, kajian kerjasama dengan CRLG akan selesai bulan depan. Setelah itu, kajian tersebut akan menjadi dasar persetujuan Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Luar Negeri untuk mengeluarkan surat konfirmasi. Surat konfirmasi pusat nantinya akan menjadi dasar pelaksanaan Letter of Intens atau LoI. Yang akan diajukan ke DPRD Kaltim untuk mendapatkan persetujuan. Lisa pun berharap, kerjasama dengan CRLG akan segera menemui kesepakatan. Agar pembangunan kereta api di Kaltim bisa kembali dilanjutkan. "Otomatis pembangunan itu banyak menarik pekerja. Mereka makan apa segala di sini, bergeliat lah ekonomi kita," ungkapnya. Dengan adanya moda transportasi kereta api. Juga diharapkan dapat mempermudah akses arus barang dan jasa. Sehingga barang bisa murah. Dan masyarakat bisa semakin sejahtera. (krv/yos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: