Kembali berkat Dukungan Gede Pasek

Kembali berkat Dukungan Gede Pasek

Kisah perjuangan Ahmad Basir meminang kursi Hanura cukup seru. Karena sempat beralih ke calon lain. Namun akhirnya Basir bisa merebut kembali. Berkat dukungan Gede Pasek. Sang sekjen pusat. Hanura pun berdiri di sampingnya. Hingga KPU menutup pendaftaran.

Setelah koalisi 10 kursi terjadi pada 10 Juni 2020, Basir makin semangat. Beberapa baliho naik. Memasang logo 5 partai yang berkoalisi. Yakni Nasdem, Hanura, PKB, PPP, dan Perindo. Basir pun mengikuti tahapan penjaringannya. Hingga akhirnya dipanggil ke DPP Hanura. Untuk penyampaian visi misi. Ada tiga nama yang dipanggil. Ahmad Basir, Yaser Arafat, dan Abriantinus. Baca juga: Perjalanan Basir: Pejuang Demokrasi yang Kehilangan Perahu (1) Mengingat ini bagian dari koalisi, Basir pun menyerahkan sepenuhnya. Pada komunikasi internal partai. Selang beberapa bulan, Basir terkaget-kaget. Sekitar Juli muncul kabar bahwa formulir model b1-KWK yang menunjukkan dukungan partai, beralih. Tidak lagi mengusung namanya. Basir yang saat itu baru keluar rumah sakit karena berobat, langsung mendatangi DPP. Untuk meminta kejelasan informasi. Apalagi info dari DPC dan PAC Hanura, mereka masih mendukung penuh Basir. Berarti ada indikasi terjadi perubahan keputusan di DPP Hanura (pusat). Baca juga: Perjalanan Basir: Pejuang Demokrasi yang Kehilangan Perahu (2) Kabar yang beredar, memang terjadi manuver politik di pusat. Hingga akhirnya menggeser nama Basir. Untuk mencegah kesalahpahaman, Basir kemudian bermohon lagi. Ke DPC Hanura Balikpapan. Untuk bisa bertemu pentolan DPP. Paling tidak menyampaikan histori. Mulai pendaftaran hingga pengembalian formulir. Akhirnya pertemuan dengan DPP pun terjadi. Di Bali. Bersama dengan kader Hanura Balikpapan. Bertemu dengan Sekjen DPP Hanura Gede Pasek Suardika. Ke Gede Pasek, Basir menjelaskan. Bahwa dia menjalani proses penjaringan dari tingkat bawah. Mulai DPC hingga DPP. Karena itu dia berharap dukungan Hanura bisa sesuai proses penjaringan. Baca juga: Perjalanan Basir: Pejuang Demokrasi yang Kehilangan Perahu (3) “Saya menduga DPP tidak dapat info yang lengkap tentang penjaringan itu. Mestinya, calon yang tidak ikut dari tahap awal, tidak bisa dapat dukungan. Karena itulah saya ingin berkomunikasi. Menjelaskan posisi saya dan calon lain,” kata Basir. Namun dia meluruskan, saat pertemuan dengan Gede Pasek itu, dia belum tahu dukungan Hanura beralih ke siapa. Yang jelas, dia hanya tahu bukan lagi ke namanya. Baca juga: Perjalanan Basir: Pejuang Demokrasi yang Kehilangan Perahu (4) Tak disangka, Gede Pasek langsung mendukungnya. Dan mendorong keluarnya SK Nomor 194/B.3/DPP-HANURA/IX/2020 per tanggal 1 September 2020. Ditandatangani Oesman Sapta dan Gede Pasek Suardika. Basir pun lega. Hanura kembali padanya. Ini tentu tidak mudah. Gede Pasek kemudian memberikan dukungan moril. Bahwa Basir sebenarnya sudah didukung alam. “Namun orang-orang yang tidak mendukung demokrasilah yang tidak mendukung Pak Basir. Ini hanya masalah waktu. Jangan patah semangat. Masih ada ruang untuk yang terbaik,” kata Basir, menirukan ucapan Gede Pasek. Baca juga: Perjalanan Basir: Pejuang Demokrasi yang Kehilangan Perahu (5) | Ambruknya Koalisi 10 Kursi Detik-detik jelang bubarnya koalisi. Dan mendekati penutupan pendaftaran calon oleh KPU, Basir berkomunikasi lagi dengan Gede Pasek. Basir berinisiatif mengembalikan SK dari Hanura. Agar Hanura bisa bermanuver. Pindah haluan sebelum pintu ditutup KPU. Namun Gede Pasek menolak. “Saya salut dengan beliau. Pak Gede Pasek tak mau pindah dukungan. Dia bilang, ini bentuk sikap Hanura. Agar ada keseimbangan. Setelah saya telusuri, di beberapa daerah memang Hanura ini yang membuat tidak terjadi calon tunggal. Dengan komit mendukung calon sejak awal dan tidak berpindah,” kata Basir. (***/che/bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: