Trump Tak Pernah Luput dari Kontroversi

Trump Tak Pernah Luput dari Kontroversi

Washington, nomorsatukaltim.com - Donald Trump lahir dengan nama lengkap Donald John Trump. Dia lahir pada 14 Juni 1946 di New York, Amerika Serikat. Dia merupakan presiden Amerika Serikat (AS) ke-45 sejak 2017 sampai sekarang.

Trump, sebagaimana dia dikenal adalah seorang pengembang dan pengusaha real estate yang memiliki, mengelola, dan melisensikan namanya ke beberapa hotel, kasino, lapangan golf, resor, dan properti perumahan di kawasan Kota New York dan di seluruh dunia.

Sejak 1980-an, Trump juga merambahkan namanya ke sejumlah usaha ritel. Termasuk lini pakaian, cologne, makanan, dan furnitur bermerek. Termasuk ke Universitas Trump, yang menawarkan seminar dalam pendidikan real estate dari 2005 hingga 2010.

Di awal abad ke-21, organisasi konglomerat pribadinya, Trump Organization, terdiri dari sekitar 500 perusahaan yang terlibat dalam berbagai bisnis. Termasuk hotel dan resor, properti perumahan, barang dagangan, dan hiburan serta televisi.

Pada 2019, Trump menjadi presiden ketiga dalam sejarah AS (setelah Andrew Johnson pada 1868 dan Bill Clinton pada 1998) yang tadinya akan dimakzulkan oleh DPR AS. Dia juga presiden pertama yang dimakzulkan selama masa jabatan pertamanya. Karena Trump dituduh menyalahgunakan kekuasaan dan menghalangi penyelidikan kongres. Penyalahgunaan ini terkait dengan permintaan Trump terhadap pemerintah Ukraina untuk menyelidiki calon pesaingnya Joe Biden dalam Pilpres AS pada 2020.

Kehidupan Trump dan Pendidikan

Trump adalah anak keempat dari lima bersaudara. Donald Trump bersekolah di Akademi Militer New York (1959-1964). Sebuah sekolah asrama swasta. Kemudian dia berkuliah di Universitas Fordham di Bronx, New York (1964-1966); dilanjutkan pada Wharton School of Finance and Commerce (1966-1068), dan University of Pennsylvania, tempat dia lulus dengan gelar sarjana ekonomi.

Pada 1968, selama Perang Vietnam, dia mendapatkan diagnosis taji tulang, yang membuatnya memenuhi syarat untuk pembebasan medis dari wajib militer (dia sebelumnya menerima empat rancangan penundaan untuk pendidikan).

Trump mulai bekerja untuk bisnis ayahnya, membantu mengelola kepemilikannya atas perumahan sewaan yang dikelola antara 10.000 sampai 22.000 unit. Pada 1974, dia menjadi presiden pada konglomerasi korporasi dan kemitraan yang dimiliki keluarga Trump, yang kemudian dia beri nama Trump Organization.

Selama 1960-an dan awal 1970-an, pengembangan pembangunan perumahan yang dimiliki Trump di New York City, Cincinnati, Ohio, dan Norfolk, Virginia, merupakan target dari beberapa kasus diskriminasi rasial terhadap orang Afro-Amerika dan kelompok minoritas lainnya.

Pada 1973, Fred (adiknya) dan Trump, bersama dengan perusahaan mereka, digugat oleh Departemen Kehakiman AS (DOJ). Karena diduga melanggar Undang Undang Perumahan yang Adil (1968). Dalam pengoperasian 39 gedung apartemen di New York City.

Awalnya, Trump memperjuangkan keadilan pada Departemen Kehakiman dengan 100 juta dolar AS atau setara dengan Rp 1,6 triliun. Karena menuduh hal itu dapat membahayakan reputasi mereka. Gugatan itu diselesaikan dua tahun kemudian di bawah perjanjian, yang tidak mengharuskan Trump mengakui kesalahannya.

Pada akhir 1970-an dan 1980-an, Donald Trump memperluas bisnis ayahnya dengan berinvestasi di hotel-hotel mewah dan properti perumahan. Dengan mengalihkan fokus geografisnya ke Manhattan. Kemudian ke Atlantic City, New Jersey.

Dalam ekspansi bisnis tersebut, dia sangat bergantung pada pinjaman, hibah, dan bantuan keuangan lain dari ayahnya, serta pada koneksi politik ayahnya di New York City.

Trump Menjadi Presiden

Kampanye Presiden Trump untuk posisi kepresidenan banyak diguncang kontroversi. Termasuk munculnya rekaman pada 2005 yang memuat pernyataan Trump yang cabul tentang perempuan. Juga termasuk opini dari salah satu anggota partainya sendiri yang menganggapnya tidak cocok menjadi presiden.

Namun, bagaimana pun Trump yang terpilih menjadi presiden AS ke-45. Pada akhirnya ia bertemu dengan Barack Obama untuk membicarakan transisi 2 hari setelah pemilihan umum. Para penggemar Trump saat itu berkesempatan berjumpa dengan Trump di Gedung Oval.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: