PPU Mampu Tarik Minat Wisatawan Mancanegara

PPU Mampu Tarik Minat Wisatawan Mancanegara

PPU memenuhi syarat untuk dikunjungi wisatawan asing. Tapi tentu tak mudah untuk mewujudkan itu. Butuh sinergitas lintas kalangan.

PPU, nomorsatukaltim.com - Destinasi wisata di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) juga mampu tarik minat wisatawan mancanegara (wisman). Begitulah penilaian Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kalimantan Timur (Kaltim), Awang Mohammad Jumri Syafi'i.

Ia punya pengalaman seabrek membawa turis asing ke Indonesia. Membawa mereka untuk eksplorasi destinasi yang ada di Kaltim.

"Bule itu cenderung suka dengan apa yang dimiliki Indonesia. Alam dan kebudayaannya. Hal unik yang tidak dimiliki negara lain," tuturnya.

Rabu, 16 September lalu ia ke PPU. Menjadi pemateri dalam workshop Sapta Pesona. Sebelum kegiatan ini ia sempat berbincang dengan Nomor Satu Kaltim.

"Nanti ada waktunya saya bawa wisman ke PPU," katanya.

PPU ia nilai memiliki daya tawarnya untuk bisa memikat para wisman. Seperti wisata Susur Sungai Waru Tua. Menikmati keindahan alam komplit dengan fauna bekantan. Ditambah melihat kebudayaan melalui sungai.

Lalu ada penangkaran rusa di Api-Api. Kemudian objek wisata Air Terjun Tembinus. Menyusuri hutan Sepaku dengan tujuan air terjun setinggi 39 meter itu.

Memang perlu banyak yang dibenahi di sini. Kesiapan masyarakatnya untuk menerima tamu.

"Nggak susah untuk bisa menjamu mereka. Fasilitas yang layak saja. Sisanya apa adanya saja. Karena kebudayaan kita itu sudah jadi daya pikat yang luar biasa," urai Awang, sapaannya.

Ada juga pantangan yang dilarang dalam menjamu wisman. Ia membeberkan hal itu. Itu juga menjadi pegangan mutlak HPI dalam memandu.

Yaitu menginformasikan hal-hal negatif. Merasa sebagai orang penting dan sangat dibutuhkan wisman. Merasa jadi pusat perhatian dan minta perhatian wisman.

Lalu menampilkan diri pribadi, bukan desa atau lembaga. Merasa jadi orang yang paling tahu.

Kemudian kaget budaya. "Perbedaan budaya itu hal yang lumrah. Seperti cara makan, dan yang lainnya. Atau mempertanyakan hal pribadi wisatawan. Jangan, biasa saja," jelasnya.

Dilarang pula bersifat introvert. Terlalu suka berfoto dengan wisman. Berkomunikasi secara ugal-ugalan. Terlalu komersil. Meminta kenang-kenangan. Serampangan menyentuk fisik wisman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: