Amerika Dihantam Sally, Ribuan Orang Tinggal dalam Kegelapan

Amerika Dihantam Sally, Ribuan Orang Tinggal dalam Kegelapan

Sejumlah kendaraan dan rumah-rumah warga terendah banjir yang dibawa Badai Tropis Sally. (KUMPARAN)

Jacksonville, nomorsatukaltim.com - Badai Tropis Sally menyebabkan lebih dari setengah juta orang di Amerika Serikat (AS) kehilangan listrik saat menghantam pantai Teluk AS pada Rabu (16/9).

Sally mendarat di Gulf Shores, Alabama, pada Rabu pukul 04:45 waktu setempat. Dengan kecepatan angin maksimum 169 km/jam. Badai itu terus menghantam Negara Bagian Alabama dan Florida sebagai badai kategori 2 setelah kecepatan angin melambat.

Banjir yang dibawa Sally menyebabkan kerusakan parah di Pensacola, Florida. Sebuah tongkang yang lepas akibat amukan badai dan banjir, meruntuhkan sebagian Bay Bridge.

Kecepatan angin terakhir turun hingga di bawah 100 km/jam. Tetapi curah hujan yang deras dan gelombang badai yang tinggi telah menyebabkan sebagian besar kerusakan.

Pusat Badai Nasional (NHC) melaporkan, “Bencana dan banjir yang mengancam jiwa terus berlanjut di sebagian Florida Panhandle dan selatan Alabama”. Curah hujan diukur sebanyak 45 cm telah tercatat di banyak daerah.

National Weather Service melaporkan, pusat kota Pensacola terendam air hingga 1 meter. Pihak berwenang memperkirakan beberapa hari ke depan ribuan orang akan dievakuasi akibat banjir.

Wilayah Mobile di negara bagian Alabama juga turut terdampak. Badai ini pun sedang menuju negara bagian Georgia. Dengan kecepatan yang relatif lambat: 5 meter per jam.

Menurut laporan lokal, saat badai bergerak ke utara dari pantai, sekira 550.000 penduduk di daerah yang terkena bencana tinggal dalam kegelapan. Karena putusnya aliran listrik.

Otoritas di Escambia County berkata setidaknya 477 orang dievakuasi dari daerah terdampak banjir. Pemerintah federal mengirim 200 Garda Nasional untuk membantu evakuasi. Sejauh ini, belum ada laporan mengenai korban jiwa atau yang mengalami luka-luka.

Sally adalah salah satu dari beberapa badai di Samudra Atlantik. Tahun ini, otoritas mulai kehabisan huruf untuk menamai badai-badai tersebut. Sementara mereka semakin dekat dengan akhir alfabet. (oke/qn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: