Klaster Jeruk Sisa 8 Pasien

Klaster Jeruk Sisa 8 Pasien

Adapun yang dimaksud dengan adaptasi kebiasaan baru adalah, manusia hidup berdampingan dengan COVID-19.

“Karena mungkin susah untuk menghilangkan virus ini, dan juga vaksinya pun belum ditemukan. Jadi mau tidak mau, kita harus melakukan itu,” tegasnya.

Dalam adaptasi baru itu, kata Dia, sebenarnya telah diperkenalkan sejak dulu. Yakni, penerapan perilaku hidup bersih dan sehat. Mencuci tangan dengan air mengalir, menggunakan masker dan menjaga jarak adalah poin pentingnnya.

“Orangtua zaman dulu sudah mengajari anak-anaknya untuk selalu hidup bersih. Sebelum makan harus cuci tangan, kalau batuk mulutnya ditutup. Tapi sekarang sepertinya itu harus diajarkan kembali,” pungkasnya.
Karantina Wilayah Berakhir
Dua pekan menjalani karantina wilayah, akhirnya Gang Jeruk, Kelurahan Sei-Bedungun kembali dibuka. Walaupun telah dibuka, beberapa warga, masih tidak dibolehkan keluar rumah.

Koordinator Karantina Wilayah Gang Jeruk, Nofian Hidayat mengatakan, berakhirnya karantina wilayah itu berbarengan dengan adanya rilis sembuh dari Dinas Kesehatan Berau.

“Puluhan pasien terkonfirmasi telah dinyatakan sembuh. Jadi karantina wilayah tidak diperpanjang,” ujarnya kepada Disway Berau, Jumat (11/9).
Walaupun ketetapan karantina wilayah telah dicabut, diakuinya masih ada yang harus menjalani karantina mandiri. Pasalnya, dari seluruh klaster Gang Jeruk, belum semuanya dinyatakan sembuh dan selesai isolasi.

“Ada beberapa yang masih harus karantina,” katanya.

Selama masa karantina itu berlansung, monitoring kesehatan masih akan dilakukan oleh Puskesmas Tanjung Redeb. Selain itu, dibutuhkan kerja sama dari masyarakat setempat untuk dapat mengawasi dan memastikan bahwa pasien tersebut tidak keluar rumah.

“Masyarakat di sini cukup kooperatif. Apalagi pengawasan di sini juga langsung melibatkan ketua RT,” ungkapnya.

Lanjutnya, selama menjalani karantina wilayah, masyarakat Gang Jeruk dibekali beberapa pengetahuan yang sangat berpengaruh di masa sekarang. Yakni, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah dan menjaga jarak.
“Nah itu biasanya kami sebut 3M (Menggunakan Masker, Mencuci Tangan dan Menjaga Jarak,” sebutnya.

Dengan demikian, pemerintah ataupun gugus tugas percepatan penanganan COVID-19 Berau, tidak lagi memberikan bantuan logistik kepada masyarakat yang melakukan karantina.

“Beberapa waktu lalu sudah ada kami berikan. Dan bantuan itu bukan hanya dari kami, tapi dari swasta juga ada. Semua ada di ketua RT. Jika ada warga yang membutuhkan, maka itu bisa diberikan,” ungkapnya.

Nofian menegaskan, walaupun sudah terlepas dari status karantina wilayah, fasilitas umum didaerah tersebut masih belum boleh digunakan. Pasalnya, masih harus dilakukan sterilisasi dulu.
“Masjidnya besok (hari ini) baru bisa dibuka. Mungkin, salat Zuhur sudah bisa dilaksanakan di sini,” pungkasnya. */FST/app


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: